When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lio dan Ziel saling melempar senyum dan akhirnya tertawa bersama - sama menuju dapur karena Rachel sudah beberapa kali memanggil putra kesangannya itu. Senyum kedua lelaki berbeda usia itu terus melebar sesampai diruang makan. Lio menurunkan Ziel dari gendongannya dan mendudukkan disalah satu kursi makan untuk menikmati sarapan pagi bersama. "Kalian berdua kenapa senyum -senyum? Jadi curiga nih?" ucap Rachel kepada Lio dan Ziel sambil meletakkan nampan kecil berisi tiga minuman hangat untuk menemani pagi ini. Rachel merasa ada yang tidak beres pada kedua lelaki yang ada didepannya saat ini. Mereka senyam senyum penuh arti. Lio dan Ziel saling melirik dan menatap lalu Lio tertawa sambil mengedipkan satu matanya ke arah Ziel dan menikmati minuman hangat itu tanpa peduli dengan Rachel yan