233

1469 Words

Sifa langsung menunduk dan berjalan pelan untuk mengambil map yang berisi berkas miliknya dengan cepat. Sifa meninggalkan map di meja kerja Radit. "Bisa gak sih, masuk ke ruangan orang itu ketuk pintu, permisi atau nyapa atau gimana? Gak mesti slonong boy begitu!!" teriak Radit terlihat murka. Lia yang berada di depan Radit pun ikut merasakan aura kemarahan Radit yang tak biasa. Lia terbiasa dengan sikap Radit yang lembut, ramah, murah senyum, tak pernah membentak. Namun kali ini ia benar -benar melihat sisi lain dari Radit. Wajahnya memerah dengan senyum yang hampir tak terlihat. Tatapan kedua matanya terlihat sangat galak dan tajam. Pita suaranya pun naik delapan oktaf membuat Sifa tak berani menatap Radit. "Kamu tuli dan bisu!! Tak bisa melihat aku disini!! Tak bisa dengar ucapanku!!

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD