206

1144 Words

"Apa?" ucap Lia setelah mencium punggung tangan Radit. "Kamu bohongi Kakak?" tanya Radit ragu tanpa menuduh sama sekali. "Kalau iya, kenapa? Kak Radit marah?" tanya Lia sambil menyipitkan kedua matanya. Radit hanya menghembuskan napasnya denagn lega. Ternyata tidak ada yang perlu di khawatirkan. Semua memang baik -baik saja sesuai ucapan dokter yang memeriksa Lia. Radit duduk di tepi ranjang dan menatap gadisnya dengan tatapan teduh. Baru saja, Radit berpacu dalam adrenalin kalau panik melihat Lia yang tergolek lemah di lantai, dan ternyata itu sebuah hanya sebuah akal -akalan Lia yang merasa cemburu. "Jadi Kakak sengaja di kejai? Memang sekarang april mop?" tanya Radit masih menggenggam tangan Lia. "Lia gak ngerjai Kakak. Tadi kan Lia sudah bilang, kalau Lia sakit hati," cicit Lia s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD