When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lia berpura -pura tak mendengar ucapan Radit baru saja. Untuk apa? Jika nanti malah Lia yang terbawa suasana dan akhirnya baper sendiri. Lia memilih untuk mengambil satu makanan favoritnya dan mulai menikmati tanpa memeberi respon pernyataan serius Radit. Radit menutup bibirnya dan menggigit bibir bawahnya. Kesekian kalinya, radit di tolak Lia secara halus. Radit paham sekali dengan sikap Lia yang seolah tidak mau tahu dan berpura -pura tak mendengar hal penting yang baru saja di ungkap Radit secara jujur dan tulus. "Burger ini enak banget, Kak. Sebenernya beli dimana sih? Gak ada merek tapi terbungkus sangat rapi sekali kaya dari restaurant mahal," puji Lia pada makanan yang telah di siapkan Radit. Semua makanan itu memang Radit yang beli, kecuali burger yang dibawa khusus dari rumah bua