When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ke ruang sidang?" ucap Rachel melotot. "Kuping lo kemana? Gue kan ngomong Lia di panggil ke ruang sidang. Kenapa lo yang melotot? Yang namanya Lia siapa?" tanya Kakak kelas itu dengan tatapan sinis. "Saya Kak," jawab Lia jujur. "Ohh ... Elo!! Makanya sekolah yang bener bukan sok kecakepan makanya dipanggil ke ruang sidang," ucap Kakak kelas itu makin nyolot. "Ta -tapi saya gak berbuat salah, Kak," bela Lia lirih. "Dimana -mana maling itu gak akan ngaku. Mana ada orang berbuat salah mengakui kesalahannya? Gak akan ada. Terus satu lagi lo jangan deket -deket sama Nathan!! Bisa mati berdiri lo, nanti!!" ucap Kakak kelas itu mengancam. "Nathan? Lia gak ada hubungan apa -apa, kok?" jawab Lia membela diri. "Kalau lo gak ada hubungan apa -apa sama Nathan. Nathan gak akan di panggil juga k