When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Clara berlari dengan cepat dengan semua tenaga yang masih ia miliki. Ia tak tahu harus kemana lagi saat ini. Dulu, kalau masih punya kamar kost, ia bisa kembali ke kamar kostnya. Tapi? Sekarang Clara yang bingung harus kemana, Nita pun rasanya tak mungkin bisa membantunya lagi. "Clara!!" teriak Rey yang terus mengejarnya. Langkah Rey yang panjang dan lebar lebih cepat menggapai tubuh Clara yang berada di depannya. Sesekali Clara menyeka air matanya yang terus menetes di pipinya dan berusaha membuka lebar kedua matanya agar teap bisa melihat ke arah depan. Rasanya sakit sekali, di tipu mentah -mentah oleh pria yang ia cintai dan kini sudah berstatus menjadi suaminya itu. "Clara!! Jangan seperti ini!! Mas akan jelaskan semuanya dengan sejelas -jelasnya. Kamu gak kasihan sama anak kita?