When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Lio tidak tahu haruskah senang, bahagia atau malah sedih dengan kejutan yang telah di buat oleh Lia. Papah Rey dan Mamah Clara menasehati agar Lio bisa menghargai apapun yang di berikan oleh Lia dan Radit, walaupun suasana hati Lio kurang bisa menerima. "Lio? Mamah boleh masuk ke adalam?" ucap Clara kemudian sambil emngetuk pintu kamar Lio. Akhir -akhir ini, Lio lebih sennag menyendiri di kamarnya. Kalau tidak rebahan sambil memainkan ponsel, Lio akan bermain PS sambil berteriak sendiri atau tidur seharian tanpa mau di ganggu. "Masuk aja Mah. Kamarnya gak di kunci kok," teriak Lio yang sedang menyelesaikan tugas sekolahnya yang sudah hampir selesai. Lio memang memiliki otak yang sangat encer dan cerdas di bandingkan saudara kembarnya. Lio juga sudah mantap bahwa dirinya ingin menjadi s