When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Radit menurunkan kepalanya sedikit menggapai pucuk kepala Lia lalu mengecup lembut di ubun -ubun istri kecilnya itu. "Kenapa harus risau?" tanya Radit ikut memiringkan kepalanya dan bersandar di atas kepala Lia. Radit masih menggenggam tangan kanan Lia dengan erat sambil di usap pelan. Kedua matanya fokus menatap jalan raya dan tangan kanannya memegang erat bundaran setir agar tetap jalan lurus dan pelan. "Lia masih sekolah Kak," jawab Lia berat. Radit melepas tangannya dan mengangkat tangannya menggapai pipi Lia tanpa harus melihatnya. "Kamu masih bisa sekolah Lia walaupun kamu hamil. Kakak akan bikin peraturan baru. Kalau pun banyak pro kontra, ya sudah kamu keluar dari sekolah dan tetap mengikuti pelajaran tanpa menggunakan seragam sekolah. Atau panggil guru yang kompeten untuk me