245

1379 Words

Radit menurunkan kepalanya sedikit menggapai pucuk kepala Lia lalu mengecup lembut di ubun -ubun istri kecilnya itu. "Kenapa harus risau?" tanya Radit ikut memiringkan kepalanya dan bersandar di atas kepala Lia. Radit masih menggenggam tangan kanan Lia dengan erat sambil di usap pelan. Kedua matanya fokus menatap jalan raya dan tangan kanannya memegang erat bundaran setir agar tetap jalan lurus dan pelan. "Lia masih sekolah Kak," jawab Lia berat. Radit melepas tangannya dan mengangkat tangannya menggapai pipi Lia tanpa harus melihatnya. "Kamu masih bisa sekolah Lia walaupun kamu hamil. Kakak akan bikin peraturan baru. Kalau pun banyak pro kontra, ya sudah kamu keluar dari sekolah dan tetap mengikuti pelajaran tanpa menggunakan seragam sekolah. Atau panggil guru yang kompeten untuk me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD