When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tangan Clara spontan memegang erat lengan baju Rey saat melihat Radit menjadi salah satu tamu di rumah besar Ayah David dan Bunda Silva. Rey hanya melirik sekilas ke arah Clara dan genggamannya yang erat lalu ke arah Radit yang menoleh menatap Clara dengan senyum smirk yang amat tipis sekali hingga tak ada yang menyadari moment tersebut. "Kamu panik?" tanya Rey berbisik ke arah Clara sambil mengangkaat satu alisnya untuk mempertegas pertanyaannya itun pada istrinya yang nampak sekali tetlihat gugup. Clara yang tadi berpura -pura menatap kakinya agar tidak tersandung tangga pun mengangkat wajahnya menatap Rey yang tajam menatapnya. "Mas salah paham. Mana ada Clara panik?" jawab Clara santai sambil fokus dengan dua anak tangga lagi sebelum akhirnya mencapai di atas teras rumah milik mert