When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Acara makan siang segera di mulai. Semua orang sudah memenuhi meja bundar besar yang biasa di gunakan jika makan siang di laksanakan di taman belakang. Formasinya memang hanya untuk tujuh orang saja. Ayah david di sebelah Bunda Silva, dan di sebelahnya Clara, lalu ada empat kursi makan yang masih kosong. Desy yang baru saja kembali masuk ke taman pun langsung memilih dua kursi kosong untuk dirinya dan suaminya. Desy memilih melongkap satu kursi di sebelah Clara yang memang di khususkan untuk Rey, adiknya. Radit pun masuk ke dalam setelah beberapa kali, ia harus bolak balik ke kamar kecil karena perutnya sedang tidak bersahabat. "Radit, ayo duduk," titah Desy dengan suara lembut sampai Clara pun tak percaya mendengar suara Kak Desy yang berbeda dari biasanya. Radit mengedarkan pandanga