Bertemunya Ari dan Shifa
Keluarga, menurut Arya adalah sekelompok orang yang tinggal bersama.
Mempunyai struktur peran masing-masing. Ayah, Ibu, Kakak dan Adik.
Dengan Visi dan Misi serta Tujuan yang sama. Ketergantungan satu sama lain, walaupun kadang ga semudah yang Ia bayangkan.
Bahagialah kalian lahir dari Keluarga yang Harmonis, dipenuhi dengan kebahagiaan, canda tawa, dan suka duka yang kalian hadapi bersama. Saling menguatkan didalamnya.
Bersyukurlah kalian, karena belom tentu orang lain mendapatkan sebuah keluarga yang seperti itu.
Inilah Kisahku.
"Plakk..!!"
"Mau alasan apalagi kamu!!"
"Sudah berapa kali aku bilang, jangan pernah tanya urusanku!"
Itu suara Ayah, Ari Cakra Dian.
Lelaki Perlente, Keras Kepala, Angkuh, dan Kasar!. Teriakannya hampir terdengar setiap saat, apalagi ketika perintahnya tidak dituruti oleh Istrinya.
"Ampun mas.."
"Maafkan aku.."
Dan ini Ibu, Shifa Bawana.
Wanita Cantik, Polos, Riang, sedikit Keras Kepala dan akhirnya Kasar juga.
Perempuan yang akhirnya bisa dinikahi Ayah. Biar ada sedikit kebohongan manis ketika akan melamar Ibu.
Ari merupakan lima bersaudara dan Anak Lelaki satu-satunya dari Ayahnya Cakra Suwahyono seorang tabib yang menganut ajaran Kejawen. Mengetahui dan mengerti akan Alam tak Kasat Mata.
Ari yang mengagumi Shifa membuatnya lupa bahwasanya Dia telah berkeluarga dan mempunyai Istri dan anak.
"Hey Shifa.." sapa Ari mencoba menggodanya melihat wanita yang dikagumi lewat menuju sebuah warung.
Karena sifat Shifa yang polos dan ramah, dia hanya berfikir Ari bermaksud menyapanya.
"Iya Mas.." sambil tersenyum manis
Seperti mendapat respon positif dari Shifa tentang keinginannya untuk memilikinya, Ari menjadi semakin yakin bahwa pujaan hatinya juga memiliki perasaan yang sama.
Shifa Bawana putri cantik kesayangan dari Bapak Bey Bawana hampir saja menjadi anak bontot andai saja adiknya tidak jadi lahir kedunia.
Ia anak ke 12 dari 13 bersaudara, sifatnya yang supel dan mempunyai rasa empati sangat tinggi membuatnya mudah akrab dengan semua orang termasuk Ari Cakra Dian.
Melihat Shifa sudah selesai belanja lalu kembali bertemu Ari yang sengaja menunggu di ujung gang.
"Udah selesai belanja nya? mau mas temani pulang?" tanya Ari tersenyum mendekati Shifa.
"Udah mas. Gpp rumah aku deket kok" jawabnya sambil menatap Ari.
"Aduh baru ditatap aja rasanya kok begini ya" batin Ari yang merasakan jantungnya berdegup kencang.
"Yaudah mas, aku permisi dulu ya ini ditungguin Kakak belanjaannya" pamitnya kepada Ari.
"Kapan-kapan mas boleh main kerumahmu?" tanyanya sambil terus melihat Shifa berjalan dari belakang.
"Boleh kok Mas, masa Silaturahmi aku larang" sahut Shifa agak sedikit teriak.
Mendengar jawaban polos Shifa membuat hati lelaki itu berbunga-bunga bahagia.
"Mas pasti memperistrimu Shifa, tunggu mas ya!!" batin Ari sumeringah membayangkan Ia akan menikahi wanita pujaan hatinya.
Sebenarnya pernikahan Ari bisa dibilang bahagia seperti yang lainnya. Hanya saja Ayahnya selalu menuntut Ari agar bisa mendapatkan seorang anak laki-laki yang kelak bisa mewariskan semua Ilmu Kebatinan yang dia miliki.
sedangkan Istri pertamanya Rini melahirkan anak pertama seorang perempuan dan calon anak keduanya juga seorang perempuan. Itu yang membuat Cakra gusar tidak mendapatkan cucu laki-laki dari pernikahan Ari dan Rini sampai saat ini.
Maklum keluarga besarnya kebanyakan mendapatkan anak perempuan dan cucu perempuan.
Sedangkan untuk menurunkan semua Ilmunya, Dia harus mendapatkan cucu pertama dari anak pertamanya seorang bayi laki-laki.
Ari menceritakan Shifa kepada Ayahnya,
"Ayah setuju nak klo kamu mau menikahi Shifa, semoga dari rahimnya Ayah bisa mendapatkan seorang cucu anak laki-laki" pesannya kepada Ari dengan nada cemas penuh harap.
"Tapi pernikahanku dengan Rini bagaimana Ayah?" tanya ari sedikit gusar mengenai statusnya.
"Nanti biar Ayah yang urus semuanya" jawabnya menenangkan Ari agar tetap menikahi Shifa.