Tiffany berjalan cepat memasuki kamarnya. Meraih vas bunga yang ada di sudut kamar, ia hendak membantingnya lagi saat tiba-tiba Shopia masuk. "Berhenti! Atau Mommy tidak akan pernah membantumu lagi," ujar Shopia. Wanita itu hilang kesabaran menghadapi tingkah putrinya. "Daddy kamu belum pergi, dia masih di kamarnya. Kau mau dia kembali berkhotbah di depan kita?" "Aku kesal Mom, Mommy lihat sendiri tadi bagaimana Zayn memperhatikan gadis kampung itu." "Pikirkan masa depanmu, dan bukannya malah memikirkan orang lain. Ini yang paling Mommy nggak suka dari kamu, kau mudah sekali terpancing emosi." "Rasanya aku ingin sekali menjambak gadis kampung itu," ucap Tiffany, berapi-api. "Maka rencana kita akan hancur, itu maumu?" Tiffany menghentakkan kakinya di lantai. Dengan kasar dia renggut