Lelaki itu menahan tangan gadis itu. “Kamu jangan ugal-ugalan begini. Mau disuntik yang ketiga kali buat ganti infusnya?” Rheana menggeleng dengan gemetar. “N—nggak mau juga.” “Ya udah makanya jangan kebanyakan gaya. Katanya mau tidur? Sini, biar saya tidurin kamu. Nggak usah ngeres juga itu otaknya dengan maksud saya ini.” Rheana menatap bola mata Ari, apakah ada kebohongan atau tidak. Tapi, dia juga ingin merehatkan tubuhnya yang terasa pegal-pegal itu. “Tapi, kamu jangan tidur di sini.” “Iya. Saya hanya nidurin kamu sampai tidur, nanti saya pindah lagi.” Rheana menggigit bibirnya. “Beneran? Kamu nggak bohong?” tanya Rheana dengan polos seperti anak SD. Ari pun mengangguk dengan pelan. “Iya.” Ari menyentuh tangan gadis itu kembali lalu membaringkannya dengan nyaman. Dia akan memas
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books