Lelaki itu seketika menghentikan pergerakannya. Kedua matanya pun terbuka kembali. Dia masih teringat nasihat ibunya untuk tidak menyentuh bagian penting tubuh wanita secara sembarangan. Apa, aku beneran selancang ini dengan dia? Tapi, jika dia tidak selamat maka aku seperti membunuhnya secara terang-terangan. Ari pun kembali memejamkan matanya, kini wajahnya sudah semakin mendekat di hadapan wajah pucat gadis itu. Tangannya berusaha untuk menyentuh hidung gadis itu dengan keadaan matanya yang enggan untuk dia buka. Sebagai dokter, dia sudah memahami letak-letak anatomi tubuh hingga dalam keadaan itu pun masih dapat dia lakukan. Kedua bola mata gadis itu pun seketika mengerjapkan dengan pelan. Pandangan matanya pun kini meremang. Namun, perlahan demi perlahan tampak nyata melihat di de