Ari sampai tak kuasa menahan tawanya melihat gadis itu jatuh di lantai dengan merengek manja. Tangannya pun memegang pantatnya. “Aduh. Dasar, dokter gila! Lihat orang jatuh bukannya dibantu malah senyum-senyum ketawa gak jelas!” “Lagian, kena karma sendiri kan? Siapa suruh naruh baju basah di bawah. Jadi, airnya terpeleset sendiri kan?” Ari pun menyadakapkan kedua tangan di dadanya. Rheana pun meliriknya dengan sinis. “Kek, Kakek … Kek, tolongin aku, Kek,” teriak Riana. “Dasar, tukang ngadu!” Ari pun melangkah dengan cepat lalu segera menangkap tubuh Rheana. Namun, segera ditepis oleh gadis itu. “Mau ngapain?” “Pake nanya, ya nolongin Anda!” Rheana menyipitkan matanya. “Aku teriak-teriak baru sadar, Anda harus menolong saya?” Ari pun segera mengangkat tubuh Rheana lalu dikembalikan