Gadis itu mencebikkan bibirnya dengan kesal. Kedua tangannya bersedakap di dadanya. “Iya, sekalian aja tukeran bibir!” Dokter duda itu membulat seketika. “Maksud kamu, kita ciuman?” “Ari!!” teriak Rheana yang sudah kepalang kesal dengan perlakukan dokter duda itu dengannya. “Maksud saya itu tukeran mulut sebab mulut Anda itu udah kayak cewek! Lah saya yang cewek aja punya mulut gak tukang ngadu seperti Anda! Sampai sini, Anda mengerti tidak sih! Jangan cuma mikirnya ngeres doang itu otak!” bentak Rheana. Lelaki itu pun berlagak santai. “Itu mah beda. Kan, sesuai pesan dari Om Refal juga kalau anaknya tidak mematuhi segera saya telepon.” “Ya sama aja, kalau kayak gini kapan saya bisa mainnya?” “Ya udah tinggal main di sini. Anda mau main apa emangnya?” “Main gundu, puas!” Malam hari