Rezkan baru saja selesai mandi setelah ia dari kantor, ia menepati janjinya untuk datang ke apartement untuk menemui Sheeva. Kini Sheeva yang sedang menonton mendapat ciuman di pipinya dari belakang siapa lagi kalau bukan Rezkan yang melakukannya.
Sheeva langsung meletakkan ke bahu telanjang milik Rezkan yang kini duduk disampingnya. Ia mencium aroma sabun milik dirinya di tubuh Rezkan.
“Kamu beresin barang kamu, besok malam Mas jemput untuk kamu tinggal sama Mas.”
“Mas Rezkan serius?” Wajah terkejut jelas tercetak jelas di wajah Sheeva ia tidak menyangka akan secepat itu tapi satu sisi ia senang akhirnya keinginannya tercapai.
“Iya sayang, ingat aku akan bilang kalau kamu spupunya Donial dan Donial minta tolong buat nampung kamu selama dia di luar kota.”
“Mas Donial emang lagi di luar kota?”
“Iya tiga bulan dia di Surabaya.”
“Aaaaa makasih Mas Rezkan.” Sheeva memeluk Rezkan dari samping dan menciumi bahu telanjang Rezkan dengan gemas.
“I love you baby.”
“I love you more Mas Rezkan.” Sheeva mencium bibir Rezkan dan pria itu dengan senang hati menerimanya.
*****
“Gue heran sama Lo.”
“Kenapa lagi sama gue?”
“Gue ga habis pikir Lo lakuin ini semua.”
Rezkan dan Donial memang sedang bertemu di jam makan siang sebelum kepergian Donial besok pagi. Donial merupakan sahabat dekat Rezkan, apabila ia bisa membohongi istriya tetapi tidak dengan Donial ia tidak bisa membohongi sahabatnya itu. Pertemanan mereka yang sudah terjalin 25 tahun membuat mereka memahami satu sama lain.
“Gue gabisa bohongi perasaan gue.”
“Lo harus milih Rez ini salah.” Rezkan menghela nafasnya dengan kasar.
“Gue gabisa milih, karena gue mencintai dua wanita itu secara bersamaan.” Donial menandaskan minumannya.
“Cinta ga begitu Rez pasti ada salah satu yang lebih mendominasi.”
“Lo tahu Nia udah kasih gue anak dan gue mencintai mereka. Sedangkan Sheeva memberikan semuanya yang gabisa gue dapat dari Nia bahkan gue gabisa jauh dari dia gue butuh dia.”
“Maksud Lo s*x?”
“Bukan, bukan itu. Jangan Lo kira pikiran gue secetek itu hanya kerena itu dan karena dia kasih keperawanannya ke gue sedangkan Nia enggak. Gue ga tahu bilangnya Don gue ngerasa beda sama Sheeva gue bingung ngeartikannya.”
“Sampe akhirnya Lo menjerumuskan Lo sendiri ke jurang membiarkan selingkuhan Lo tinggal bersama dengan Lo dengan istri dan anak Lo? Gila kali Lo.”
“Itu permintaan Sheeva dan gue gabisa nolak. Ia mau terus sama gue, begitu juga dengan gue. Gue ga mau kehilangan dia.”
“Kalau Lo emang gabisa milih kalau gitu minta izin Nia dan nikahin Sheeva selesaikan?”
“Ga semudah itu apa kata keluarga gue dan keluarga Nia.”
“Anjing Lo emang! Lo ga mau terlihat b******k padahal Lo emang b******k!”
“Udah dong Don, jangan maki gue terus. Tiap hari Lo maki gue terus apa Lo belum cukup?”
Rezkan benar setiap bertemu Donial memang selalu memaki Rezkan dengan kebodohan Rezkan yang berselingkuh. Bagaimanapun Donial tidak suka dengan perbuatan Rezkan tetapi Donial tahu bahwa Rezkan memang benar-benar mencintai Sheeva begitu juga dengan sebaliknya.
Donial melihat mata Sheeva yang terus menatap cinta pada Rezkan ia tahu bahwa kedua orang yang bodoh itu memang saling mencintai. Maka ia tidak bisa lagi berkata apa-apa selain membiarkan hal bodoh itu.
“Lo udah pake nama gue untuk menutupi kebohongan Lo jadi gue juga ikut terlibat sama permainan bodoh Lo ini.”
“Iya gue tahu.”
“Pokoknya kalau ada apa-apa gue ga akan ikut campur.”
“Iya Lo tenang aja. Makasih bro.”
“Gue cabut dulu, Lo yang bayar.”
“Aman” Setelah mengatakan itu Donial pergi duluan meninggalkan Rezkan sahabatnya itu. Ia melihat handphonenya berdering dan Rezkan mengangkatnya dengan senyuman jelas tercetak di wajahnya siapa lagi kalau bukan Sheeva.
“Kenapa sayang?”
“Mas Rezkan aku capek nih beresinnya sendiri bantuin dong.” Suara lesu terdengar dari Sheeva dan membuat Rezkan tertawa. Rezkan tahu bahwa saat ini Sheeva sedang menunjukkan sifat manjanya dan ia menyukai itu.
“Iya Mas kesana, kamu udah makan belum?”
“Belum nih Mas bawain makanan juga ya.”
“Iya sayang udah kamu jangan kerjain apa-apa lagi biar Mas aja nanti.”
“Oke Mas jangan lama-lama ya.”
“I love you baby.”
“I lobe you too Mas Rezkan.”
Rezkan tersenyum ia sangat suka apabila Sheeva bergantung padanya ia merasa dibutuhkan setelah itu Rezkan langsung menuju kasir untuk memesan makanan tambahan sekaligus membayar pesanannya dengan Donial tadi.
*****
“Papaaaaaaa.” Raka yang melihat Papanya pulang langsung berlari kepelukan Papanya Rezkan dan Rezkan juga siap untuk menangkap anaknya yang berlari itu.
Nia istri Rezkan menyusul dari belakang dan melihat aksi anaknya itu dan ia tersenyum. Sheeva yang berada di belakang Rezkan membuat Nia juga tersenyum.
“Ini yang spupunya Donial itu Mas?”
Rezkan memang sudah memberitahu pada Nia untuk menyiapkan kamar Sheeva yang katanya spupu Donial yang akan tinggal bareng mereka untuk sementara. Nia tidak menolak mala ia menyetujui dengan begitu akan ada temannya pikirnya.
“Iya Mbak Rania kenalkan saya Sheeva spupunya Mas Donial.” Sheeva mengulurkan tangannya tetapi Nia mala memeluknya.
“Panggil Mbak Nia aja.”
“Oke Mbak.”
“Tante kenalkan aku Raka.” Raka mengulurkan tangannya tetapi entah mengapa Sheeva menatap sendu anak Rezkan itu ia langsung memeluk Raka dan ia merasakan kenyamanan disana. Entah mengapa perasaan aneh meluap baginya saat memeluk Raka.
“Eh maaf Tante Sheeva peluk kamu.”
“Gapapa Tante Raka senang kok di peluk Tante Sheeva. Tante boleh peluk Raka lagi dengan bebas kok.” Hal itu membuat mata Sheeva berkaca-kaca dan Rezkan melihat ketulusan dari Sheeva.
“Makasih Raka.” Sheeva mengelus kepala Raka dengan sayang.
“Apakah kita pernah bertemu sebelumnya Sheeva?” Pertanyaan itu di ajukan oleh Nia membuat dirinya terkejut.
“Kenapa Mbak Nia bilang gitu?”
“Habisnya kamu langsung klik sama Raka manatau kita pernah bertemu atau dengan Raka.”
“Enggak kok Mbak ini pertama kalinya kita bertemu.”
“Tapi kok kayak ga asing juga ya wajah kamu.” Kata Nia sambil berpikir.
“Udah-udah nanti kita lanjut lagi. tolong antarkan Sheeva ke kamarnya setelah itu kita makan malam.” Putus Rezkan.
“Ayo Sheeva.”
“Semoga kamu nyaman.” Rezkan menepuk bahu Sheeva dan Sheeva membalasnya dengan berbahasa isyarat mengatakan “I love you.” Dan Rezkan menjawabnya dengan bahasa isyarat juga dengan gerakan bibir “I love you too baby”.