villa terbengkalai

villa terbengkalai

book_age18+
0
FOLLOW
1K
READ
scary
like
intro-logo
Blurb

Hoshi yang tidak sengaja menemukan sebuah postingan tentang sebuah villa yang suda tidak berpenghuni dan mengajak beberapa temannya untuk kesana. tanpa mereka ketahui villa tersebut memiliki pemilik yang sangat mengerikan.

chap-preview
Free preview
bab1
Tik tok tik tok suara dari jam tua yang berada dalam vila yang suda lama di tinggalkan pemiliknya. . . . . "Hey aku dengar di pulau Pledis terdapat vila yang sudah ditinggalkan pemiliknya" Hoshi berucap kepada teman temannya sembari memperlihatkan sebuah foto vila yang sangat angker, hampir sebagian bangunan telah rusak dan bangunan itu jg telah di tumbuhi beberapa jenis tanaman. "Lalu kenapa?." Mingyu bertanya menanggapi pernyataan Hoshi tadi. " Minggu depan kita kan libur tuh bagaimana kalo kita ke sana" (Hoshi) "Aku tidak ikut "(Dino) "Kenapa..! Kau takut kah dasar payah" (Hoshi) "Aaaaaaku tidak takut kok, baiklah aku ikut"(Dino) "Tapi Hoshi kau sungguh akan ke sana.? Entah mengapa perasaan aku tidak tenang" (Vernon) "Tentang saja tidak akan ada yang terjadi aku jamin itu"( Hoshi) "Baiklah aku ikut"( Vernon) "Aku jg" jawab Mingyu dan Dino bersamaan. "Ok Minggu depan kita kumpul di rumah Mingyu" putus Hoshi seenaknya. Seminggu telah berlalu di sinilah mereka sekarang di kediaman keluarga Kim. Mereka pun bersiap untuk berangkat. Mereka ke pelabuhan di antar supir pribadi keluarga Mingyu. Saat perjalanan ke pelabuhan Vernon selalu merasa gelisah seolah akan ada kejadian yang akan menimpa mereka akan tetapi dia pendam sendiri, Takut di katain pengecut sama temannya. Sesampainya di pelabuhan mereka pun menyewa sebuah speedboat yang akan mereka pakai. Perjalanan menuju Pulau Pledis pun terasa menyenangkan bagi Hoshi, Mingyu dan Dino, tidak untuk Vernon. 45 menit telah berlalu akhirnya mereka sampai di pulau tersebut. Pulau yang cukup sunyi menurut mereka pemukiman yang jaraknya berjauhan dan tempat tujuan mereka juga hanya bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Mereka terus berjalan tak terasa waktu berlalu begitu cepat langit mulai mengelap, Hoshi dan kawan kawan memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu, sebab vila yang mereka tujuh Masi sangatlah jauh. Lama mereka berjalan, di jalan yang bisa di kata tidak lah layak jalan yang penuh kerikil dan jg jalan berlubang di mana mana serta genangan air yang membuat perjalanan mereka terhambat. Waktu sudah menjelaskan 05.46 tapi mereka belum jg menemukan penginapan di mana pun bahkan pemukiman warga tidak terlihat. Akhirnya mereka memutuskan menepih dari jalan dan memilih menginap di tepih jalan untuk malam ini. Hoshi lalu membagi tugas untuk ke 3 kawannya, " ok aku akan membagi tuga Vernon kau urus tenda di sini, Dino kau buat tungkuh dah jg siapkan bahan makanan aku dan Mingyu akan mencari kayu bakar" "Baiklah " jawab ke tiganya Vernon yang bertugas membuat tenda untuk mereka dengan cekatan melakukan tugasnya dengan baik begitu juga dengan Dino tersisa Mingyu dan Hoshi yang sedang mencari kayu bakar. Di saat Mingyu dan Hoshi sedang mencari kayu bakar di sekitar tempat mereka, sembari mencari kayu bakar mereka juga mencari beberapa peralatan dan makanan yang bisa di makan. Merasa aneh Mingyu terus melirik kesana kemarin Mingyu merasa seperti sedang di perhatikan beberapa pasangan mata, tapi dia berusaha untuk mengabaikannya. Setelah merasa sudah cukup Hoshi pun mengajak Mingyu untuk pulang. dalam perjalanan pulang Mingyu merasa sangat gelisa." Hoshi kau merasa sedang di perhatikan gak?" " Tidak sama sekali mungkin itu cuma ilusinasimu saja " mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka sembari mengobrol satu sama lain. Sesampainya Hoshi dan Mingyu di tempat mereka singgah untuk malam ini, mereka berdua pun menyerahkan apa yang mereka bawah ke tempat di mana Dino menyiapkan tungku dah bahan makanan. " Kalian sudah pulang.? " (Dino) " Kau kira yang di depan mu ini siapa hantu" (Mingyu) "Santai dong aku cuma bertanya" (Dino) " Sudahlah sudah jangan bertengkar terus keburu gelap ini api belum di nyalakan (Hoshi) Dino pun mulai menyalakan api dan mulai memasak masakan se adanya untuk mereka berempat di bantu dengan Vernon. Saat sedang menikmati makanan mereka tiba tiba Vernon menunjuk ke arah atas tepatnya ke arah langit, pemandangan yang indah tersaji tepat di depan mata mereka, bintang yang menghiasi langit yang begitu indah. Sambil menikmati malam dengan bernyanyi juga bercanda tawa lama mereka melakukan aktivitas mereka, merasa lelah akhirnya mereka memilih untuk mengistirahatkan tubuh mereka. Malam berlalu begitu cepat tidak ada yang terjadi mereka tidur dengan nyenyak. Pagi tiba mereka berempat pun bangun dan bersiap siap melanjutkan perjalanan mereka ke vila tersebut, vila yang berada di kawasan bukit tersebut. Saat perjalanan ke vila mereka sempat melewati beberapa rumah warga. Tapi entah mengapa terasa sangat sepi seolah tidak berpenghuni. Tiga jam mereka berjalan akhirnya mereka sampai di vila tersebut. Mereka pun memasuki vila dengan keadaan yang lumayan capek setelah perjalanan jauh, dan tampah mereka sadari beberapa orang sedang memandang mereka dengan penuh benci. "Wahhhh vilanya begitu besar" sembari berjalan masuk Hoshi terus mengagumi vila tersebut. "Kau benar Hoshi sangat besar dan juga berdebuh" Mingyu menyahut dengan mengikuti Hoshi dari belakang "Aku akan mengabadikan beberapa momen di tempat ini" sembari mengeluarkan kameranya Vernon mulai memotret apa ajah yang menurut dia menarik. Sementara Dino cuma diam nam mengekori Hoshi dan Mingyu dari belakang. Maklum dia takut Sesampainya mereka di tengah vila kejadian aneh mulai muncul di tandai dengan pintu utama vila yang tiba tiba tertutup, suara suara aneh yang mereka dengar, dentuman jam terasa begitu nyaring yang memby suasana makin menyeramkan dan jangan lupa suara langkah mengemah di mana mana. "Aku takut"(Dino) "Diam lah kita semua juga takut"(Mingyu) "Suara apa itu "(Vernon) "Tentang saja kita semua aman(Hoshi) Tap..tap..tap suara langkah seseorang berjalan menuju mereka. Keempatnya sangat ketakutan dan tak mampu menggerakkan badan mereka "sedang apa kalian di sini?" Sebuah suar tiba tiba muncul di serta seseorang yang membawa sebuah kapak di tangannya. " Apa kalian tau ini tempat terlarang, kalian tau kan konsekuensi memasuki areah vila ini" Seseorang itu berhenti melangkah dah terlihatlah sosoknya. Seorang pemuda dengan tubuh yang bisa di kata pendek kulit putih pucat dengan mata yang memandang mereka tajam. "Siiaapa kau" dengan susah payah Hoshi mengeluarkan suaranya "Aku..? Aku adalah pemilik vila ini. Yang seharusnya bertanya aku siapa kalian dan sedang apa di sini.?" Setelah woozi mengeluarkan suaranya sama sekali tidak ada yang menyahut sunyi. " Baiklah tidak ada yang mau bicara lagi kan, hmmmm karena kalian suda ada di sini mati kita bermain petak umpet gimana kalian lari lah, bersembunyi di tempat yang menurut kalian aman aku aku mengejar kalian dalam hitungan satu sampai sepuluh ingat jika kalian tertangkap aku akan langsung membunuh kalian ayo mulai. Mereka yang mendengar apa yang pria itu katanya terdiam seolah nyawah mereka terancam, akan tetapi mereka mulai panik dilala pria tersebut mulai menghitung dan saking paniknya mereka sampai terpisah satu sama lain. 6 7 8 9 10 " siap tidak siap aku datang... Wah mereka menghilang wkwkwkwkwk mari berburu" Dino Hehhh hehhh merasa sesak nafas setelah lama berlari akhirnya Dino memutuskan untuk bersembunyi di sebuah kamar di lantai dua. Dino sangat ketakutan bahkan untuk menarik nafas saja sangat susah baginya. Dino yang mulai merasa tenang nafasnya juga mulai teratur di kagetkan dengan adanya sebuah tengkorak manusia tepat di depan wajahnya alhasil dia pun bergerak dengan sangat kencang. Aaarrrgghhhh suara yang begitu kencang membuat sang pria tertawa terbahak-bahak sembari melangkah ke arah sumber suara. Pria itu dengan perlahan memasuki kamar sembari memainkan kapak di tangannya "Ahhhh dapat wkwkwkkwkw kau ketakutan tapi kenap? Aku bahkan belum menyakitimu wkwkwkwkkwk" sembari tertawa terbahak-bahak pria itu terus saja maju melangkah ke arah Dino, sedangkan Dino yang masi shock akan apa yang ada di depannya tadi kembali takut akan adanya pria asing yang menyeramkan ini di depannya. "Jaaangaan meen.deeekat ku.mohon" Dino terus berusaha untuk mundur namun naas tembok di belakangnya tidak bisa untuk di lewati. "Kenapa kau menyuruh aku untuk tidak mendekat apa kau membenciku...?, Apa aku berbuat salah dengan mu..?, J A W A B A K U " dengan menekan setiap katanya pria itu terus memaksa Dino untuk berbicara. "Aaarrrggh kau, kau, kau kenapa tidak mau berbicara dengan ku kau jahat hik hik hik" sembari teriak dan berlari ke arah Dino pria itu pun menghunuskan kapaknya berkali kali ke arah Dino slashhh!!!..., slashh!!!..." berak... Suara kapak pria terdengar sampai kek penjuru ruangan tersebut. Aaarrrgghhhhh dan juga teriakan memilukan teriakan kesakitan yang berasal dari Dino pun membuat suasana makin menyeramkan. Puas akan karyanya pria tersebut pun mengambil potongan tubuh Dino dan mulai membuang potongan tersebut kek semua penjuru kamar. " Satu tertangkap sisa tiga lagi" sembari duduk dan berpose seolah sedang berpikir dan menghitung dengan mengunakan jarinya sang pria membuang kapal tersebut dan mengambil pemukul yang telah di tencapkan begitu banyak paku di setiap sisinya. "Ahhhhh aku pakai ini ajah untuk selanjutnya wkwkkwkwkwkw " suara tawanya entah bagaimana bisa sampai ketiga pria tersisa dengan posisi yang berbeda.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
7.0K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
31.4K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
38.7K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
9.1K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
4.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
41.6K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook