Bab 26 : Awal Tragedi

1216 Words

Malam hari yang dingin dengan suasana sepi, membuat suara sekecil apapun bisa terdengar dengan jelas meski lirih. Langkahnya terseok, lirih juga pelan. Napasnya menderu seiring asap yang mengepul tipis dari sela bibirnya. Hoodie hitam yang menutup kepala sedikit tersingkap, menampakan rambut gelapnya yang lurus tergerai. Ia terus berjalan maju tanpa menoleh ke arah belakang. Ia tiba di satu bangunan bertingkat. Langkahnya makin pelan saat mendekati pintu utama. Ketukan itu terdengar lirih hingga kali ke tiga, tepat saat seorang wanita paruh baya membuka pintu dengan ekspresi kaget yang amat kentara. "Nona muda," ujarnya terkejut bukan kepalang. Wanita paruh baya itu membawa sang Nona Muda dengan tergopoh-gopoh. Memapah lalu mendudukannya di salah satu kursi di ruang tamu. Rintihan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD