Keenan, "Apa yang terjadi Jingga?" Jingga, "Keenan, ada dua orang lelaki adu argumen di bawah. Salah satunya Fathir." Jingga, "Di-dia kembali. Aku tidak mengerti, apa yang dia mau?" Keenan, "Jangan turun. Biarkan orangku menanganinya." Jingga, "Tapi, aku tak mau Umi tahu. Bagaimana kalau mereka terus ribut di bawah situ?" Keenan, "Coba kamu perhatikan dulu. Siapa tahu dia akhirnya pergi." Jingga, "Keenan, Fathir memaksa masuk hendak membuka pagar. Orang lain itu menahannya." Keenan, "Apa lelaki itu mabuk? Apa yang dia lakukan??" Jingga, "Lelaki lain itu mencoba menahannya. Oh Keenan mau tidak mau aku harus keluar. Tunggu ya." Keenan, "Jingga, hati hati." Jingga, "Iya. Jangan tutup telepon ini." Ia bergegas turun dan menyimpan ponsel di saku bajunya agar Keenan bisa mendengar se