GOLD DIGGER

1636 Words

"A-aku hebat apanya?" Jingga tersenyum. Ingin rasanya tertawa, dia dan Jemma, sepertinya jauh lebih sukses sahabatnya. Jemma melepaskan pelukannya, "Aku kalau di posisimu, mungkin saja tidak akan kuat." "Jingga, sebagai anak satu satunya, aku sangat tahu betapa Om Ilyas dan Tante Jenar memanjakanmu. Tapi, sekarang, kamu bisa hidup apa adanya.. Ah, sungguh aku terharu," Jemma terisak. Jingga mengatupkan bibirnya, "Kamu tahu apa yang membuatku kuat dan mencoba menjalani semua ini?" "Apa?" Jemma menghapus air matanya. "Senyum ayah dan ibu. Jem, ayah dan ibu pergi begitu saja.. Jangan sampai ada penyesalan dalam hidup mereka kalau melihat aku bersedih. Aku harus kuat.. Itu saja. Aku ingin membahagiakan ayah dan ibu meski sudah tidak ada di sisiku," Jingga bercerita. "Begitupun soal F

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD