HADAPI DENGAN SENYUM

1229 Words
Shanum tiba di rumah kos-nya. Ia pun membunyikan bel. Sedikit tidak enak karena ini sudah cukup malam. Tapi, bagaimana lagi? Rumah ini akan menjadi tempat tinggalnya, entah sampai kapan.. Umi keluar dari pintu depan rumah dan membukakan pagar, "Eh mbak, jadinya malam ini?" "Iya.. Umi maafkan saya datang malam malam dan mengganggu selarut ini. Tapi saya tidak ada tempat lain.." Shanum bicara perlahan. "Tidak apa apa. Ini sudah menjadi rumahmu juga.. Nanti saya beri duplikat kunci pagar dan kamar.." Umi merangkulnya dan mengajaknya masuk ke dalam. "Bagaimana kamu tidur? Kamarmu masih kotor. Untuk pengepel dan alat pembersih lain ada di atas dekat kamar mandi.." Umi menjelaskan. "Saya bersihkan sendiri Umi. Jangan khawatirkan.." Shanum tersenyum. "Mm.. Umi saya pamit dulu ke kamar saya. Ini sudah malam, Umi juga harus istirahat.." "Iya besok kita bicara lagi. Ini kunci kamarmu.." Umi menyerahkan kunci padanya. "Terima kasih, terima kasih.." Shanum mengangguk. "Sama sama.. Saya tidur dulu ya.." Umi mengantarkan mengunci pintu depan. Sedangkan Shanum naik ke tangga samping luar rumah yang merupakan akses ke kamarnya. Ia membuka pintu kamarnya.. Hmm.. Ok berdebu. Tapi, ini bisa ia bersihkan. Tidak masalah!!! Shanum tersenyum lebar. Ia mulai mengambil sapu, lalu kemudian membersihkan debu debu yang menempel di tembok, langit langit dan kusen jendela, serta perabot yang ada. Selanjutnya, Shanum mulai mengepel lantai. Bersih!!! Ia lalu mengganti seprai tempat tidurnya dengan sprei baru yang ada di lemari. Hmm.. Harum.. Shanum menyimpan semua yang kotor ke dalam sebuah ember yang ada di kamar mandi. Ah, segar..! Sekarang hanya tinggal mandi.. Shanum bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Setelahnya, ia membongkar tasnya yang telah lebih dulu ia bawa. Ada baju baju secukupnya yang ia bawa. Shanum pun mengenakan baju tidurnya. Ia kemudian membongkar isi koper, ada tiga stel baju resmi yang ia bawa. Ini akan ia jaga baik untuk dikenakan saat mencari pekerjaan. Shanum pun menggantung ketiga stel baju tersebut. Berikutnya, ia merapikan beberapa baju lainnya ke dalam lemari. Akhirnya selesai.. Shanum berbaring di tempat tidur dan memandang sekeliling. Ia harus hidup apa adanya. Bahkan, pakaian yang ia bawa pun tak lebih dari dua puluh stel, termasuk baju tidur yang ia kenakan. Ayah, ibu, anakmu ini akan membuat kalian bangga.. Doakan aku ayah, ibu.. Shanum kembali berkaca kaca mengingat kedua orangtuanya. Tapi, kali ini ia bisa dengan cepat tersenyum.. Ada rasa lega di hatinya.. Oh iya.. Berkas berkas lamaran kerjaku! Shanum bangkit dari tempat tidur dan membuka tas yang baru ia bawa. Lalu membukanya dan merapikan print out CV, surat pengantar dan memasukkannya ke dalam amplop satu persatu. Ia juga sudah print semua kelengkapan lampiran seperti ijazah dan ktp. Semua lengkap! Besok, ia akan mencoba melamar kerja sebisanya. Aku pasti bisa! Shanum mulai memejamkan mata dan tertidur... *** Fathir berbaring sendirian di tempat tidur. Ternyata Shanum berani juga pergi meninggalkannya. Ah, tapi mungkin besok juga kembali. Bagaimana mungkin anak manja itu bisa bertahan hidup tanpa bantuannya? Apalagi ia pergi tanpa membawa banyak barang. Selain itu, barang berharga tidak ada yang ia simpan di rumah ini.. Fathir tersenyum simpul. Hmm.. Ini momentum untuknya. Tiara sudah memintanya untuk segera menikahinya. Perempuan itu tahu cara memuaskannya, dan Fathir tak ingin melepasnya. Jadi, menikahi Tiara sudah ada dalam rencananya. Selain itu, Tiara sedang mengandung darah dagingnya. Antara Shanum dan Tiara, tentu saja aku memilih Tiara. Apalagi, Shanum sudah tidak memiliki apa apa lagi. Ia akui, Shanum adalah perempuan yang cantik. Lelaki manapun akan tergila gila padanya. Tapi, seiring waktu, perempuan itu tidak bisa merawat dirinya. Jadi, makin ke sini, Shanum terlihat tidak lagi menarik di matanya. Tiara berhasil mengisi kekosongan dalam hidupnya. Satu tahun ke belakang ini, diam diam ia bisa dibilang hidup bersama dengan perempuan itu. Empat hingga lima hari seminggu, ia tinggal di rumah lain. Dan, Shanum dengan kepolosannya tidak mencurigai apapun. Perempuan itu memang tidak memiliki insting apapun soal lelaki. Fathir tertidur sambil menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menelepon Tiara. Tiara, "Halo.. Kenapa kamu bisa sebebas ini meenelponku di malam hari?" Fathir, "Istriku pergi.. Dia meminta cerai setelah tahu aku akan menikahimu.." Tiara, "Serius? Perempuan itu polos sekali.." Fathir tertawa, "Aku tidak peduli.." Tiara, "Jadi kamu akan menceraikannya?" Fathir, "Ya aku akan mencobanya. Tapi kamu harus bersabar. Proses cerai seorang aparatur sipil negara tidak semudah itu. Apalagi atasanku baru sekarang! Anak kemarin sore.." Tiara, "Tapi dia tampan sekali!" Fathir, "Jangan macam macam. Kamu mengandung anakku.." Tiara tertawa, "Ah, sudahlah. Kalau istrimu pergi. Apa bisa aku pindah ke rumah itu? Rumah yang kamu tempati sekarang jauh lebih besar dari rumah ini..." Fathir, "Nanti kita bicarakan.." Tiara, "Oh iya, kamu janji akan membelikanku mobil baru.. Kapan? Kalau perutku semakin besar, aku tidak akan bisa menikmatinya..." Fathir, "Iya iya.. Kamu pilih sendiri ke showroom, nanti aku urus setelahnya.." Tiara, "Serius? Kamu janji ok?" Fathir, "Iya.. Aku janji." Tiara, "Ah kamu memang terbaik! Aku sayang kamu.. Andai kamu di sini, aku akan melakukan yang kamu mau.." Fathir, "Besok aku ke situ.." Tiara, "Ahh.. Aku b*******h Fathir.." Fathir, "Sekarang aku ke situ.. Tunggu.." Tiara, "Aku tunggu.." *** Pagi itu, Jemma dengan semangat langsung bangun dan membersihkan dirinya. Ia bertekad untuk mengunjungi Dreamland Regency sebelum pergi ke kantor. Jemma membawa kendaraannya bergerak mendekat ke Blok L Nomor 53. Rumah itu terlihat sepi. Ia membunyikan bel dan seorang wanita tua keluar dari rumah. "Ya mbak, bisa saya bantu..?" wanita tua yang sepertinya pembantu rumah tangga itu bertanya. "Saya mencari yang bernama Jingga atau Shanum, apa ada?" Jemma menjawabnya. "Oh, iya ini rumah Ibu Shanum," wanita tua itu mengiyakan. "Apa bisa saya ketemu Ibu Shanum?" Jemma bertanya. "Ibu tidak ada," wanita tua itu sedikit bingung menjawab. "Oh kemana?" Jemma bertanya. "Saya juga bingung, tidak ada siapa siapa di rumah. Saat saya datang, lampu depan menyala, berarti baik ibu dan bapak tidak di rumah dari kemarin..." wanita itu menjelaskan. "Saya hanya beres beres saja di rumah, dan siang biasanya saya pulng. "Ohh.." Jemma bingung sendiri. Ia tidak mau terus bertanya. Takutnya mencurigakan. Tapi, setidaknya, dia tahu ini rumah Jingga. Besok, ia bisa kembali berkunjung. Ia pun masuk ke dalam mobil dan menghubungi Keenan. Keenan, "Halo.." Jemma, "Hai.. Sori pagi pagi aku ganggu. Tapi, barusan aku datang ke rumah di Dreamland Regency itu. Ternyata betul rumah Jingga dan suaminya. Tapi, penghuni rumah tidak ada dari kemarin. Bibik yang suka beres beres di rumahnya cerita.." Keenan, "Hmm.. Jem, bagaimana kalau kita ajak Jingga ketemu siang ini? Kamu mau?" Jemma, "Aku mau. Aku harus tahu apa yang terjadi. Ini semua mengganjal, dan aku ingin meng-clear-kan semuanya.." Keenan, "Ok. Aku akan ajak Jingga ketemu siang ini.. Nanti aku info lagi.." Jemma, "Ok.. Aku tunggu kabarnya.." *** Shanum terbangun dengan bingung. Ini dimana? Ah ya, ini kos-annya.. Ia pun tersenyum. Hari yang baru! Tiba tiba ada pesan masuk ke ponselnya. Tadinya ia sedikit takut kalau Fathir menghubunginya, tapi ternyata Keenan! Shanum tersenyum.. Ia menggigit bibirnya dan tersenyum sendiri. Keenan : Pagi Jingga.. Apa aku mengganggumu? Aku memberanikan diri mengirimkan pesan untuk mengajakmu kembali bertemu. As, a friend.. Kita catch up.. Keenan : Pertemuan kita terakhir, membuatku ingin tahu ceritamu. Apa mau makan siang bersamaku? Shanum terdiam. Apa jawabannya? Akhirnya ia mengetik : Boleh. Keenan : Nanti aku info untuk lokasinya ya.. Shanum : Ok.. *** Keenan dengan segera menghubungi Jemma. Jemma, "Halo! Bagaimana?" Keenan, "Sabar.. Jingga setuju untuk bertemu siang ini.. Kamu tentukan tempat. Nanti kirim lokasi padaku.." Jemma, "Ok.. Oh Keenan, bagaimana ini? Aku sungguh akan ketemu Jingga? Setelah sekian lama..? Apa yang harus aku lakukan kalau ternyata selama ini hanya kesalahpahaman?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD