Avi terlihat sangat mengkhawatirkan, apalagi alat-alat medis terpasang di beberapa bagian tubuhnya. Rayya ingin menangis melihat Avi yang ceria dan selalu terlihat kuat, percaya diri dan angkuh itu terlihat sangat rapuh. Avi melihat kedatangan Rayya dan ia menyunggingkan senyumannya.
"Rayya," panggilnya pelan, membuat Rayya segera mendekatinya dan Raya meneteskan air matanya. Ada perasaan marah karena ia baru tahu jika saudarinya ini mengalami kecelakaan seperti ini. Kemarahan tentang kejadian masa lalu yang menyakitkan bagi Rayya hilang sudah karena melihat Avi yang tidak berdaya seperti ini.
"Mbak Avi," lirih Raya.
Rosa meneteskan air matanya, wajah angkuh dan sombong itu kini terlihat sangat hancur melihat keadaan putri semata wayangnya yang terbaring lemah. "Mbak kenapa?" tanya Rayya dan tanpa sadar ia meneteskan air matanya.
Avi menatap Rayya dengan nanar "Aku butuh bantuanmu," ucap Avi dengan suara pelan dan bergetar karena menahan tangis dan rasa sakit yang bersamaan. Avi yakin Rayya pasti bisa membantunya dan tidak akan menolak permintaannya.
"Apa yang bisa aku bantu Mbak agar Mbak bisa sembuh? Apapun itu akan Rayya lakukan," ucap Rayya sendu.
Avi tersenyum karena ia tahu sifat Rayya. Raya adalah wanita pemaaf dan bahkan rela berkorban demi dirinya. Haruskan ia egois dan meminta Rayya untuk berjanji memenuhi keinginannya? Air matanya menetes mungkin ia SD selamanya akan menjadi orang yang jahat dimata Rayya tapi ia harus melakukannya demi masa depan putrinya.
"Aku tahu kau adalah perempuan yang baik. Kau bahkan akan memberikan ginjalmu jika aku mau, tapi bukan itu yang aku minta. Sembuh? Harapan itu sangat kecil karena aku merasa aku sudah tidak kuat lagi Ray," lirih Avi dengan wajah pucatnya.
Avi sengaja menghubungi Rayya dengan nada memerintah seperti bisanya, karena ia tidak ingin Rayya khawatir dan akhirnya terjadi sesuatu saat diperjalanan saat akan datang kemari menemuinya. Ia tahu semarah dan sebenci apapun Rayya padanya, Rayya pasti akan tetap menyayanginya dengan tulus. Rayya terlalu baik dan itu yang membuat Rayya bertahan selama ini walaupun hinaan dan cacian sebagai anak pembawa sial di keluargannya selalu ia dengar.
"Avi nggak boleh ngomong begitu nak, kamu satu-satunya putri Mama nak. Mama yakin kamu kuat, ingat nak Nayla putrimu menunggumu!" Ucap Rosa.
"Ma, Avi sudah nggak kuat Avi mau ketemu Mas Janta. Avi tidak bisa hidup tanpa Mas Janta dan Avi merasa waktu Avi sudah dekat," ucap Avi merasakan dadanya terasa sesak. Penyesalan memang datang terlambat, cinta Janta yang tulus selama ini selalu Avi abaikan. Meski menikah dengan Janta, Avi tetap mengejar cinta Jagadta hang tak pernah ia dapatkan. Jika saat itu ia tidak mabuk mungkin saat ini, ia tidak akan menjadi istri pewaris kedua tapi menjadi istri pewaris utama.
Rayya menggelengkan kepalanya karena ingin Avi segera sembuh. "Jangan bicara seperti itu Mbak! Kamu kuat Mbak, aku yakin kamu bisa melewati ini semua!" Ucap Rayya namun Avi menggelengkan kepalanya.
"Aku tahu, aku jahat selama ini padamu Rayya, aku tega selalu bersikap tidak adil denganmu. Bisakah kau memaafkanku?" Tanya Avi membuat Rayya tanpa ragu menganggukkan kepalanya. "Hiks...hiks... saat aku menikah semua keluarga melarangmu hadir karena kau bukan terlahir dari rahim Mama. Sejak dulu bahkan kau tidak diakui sebagai keluarga Sucipto. Bahkan hiks...hiks... kau hanya dianggap anaknya Mbok Lastri."
Rayya memegang tangan Avi dan menatap Avi dengan air mata yang tergenang "Masalalu tidak usah dibahas Mbak, sekarang ini Mbak harus banyak istirahat!" Ucap Rayya tapi Avi lagi-lagi menggelengkan kepalanya karena ia merasa waktunya tidak banyak lagi saat ini.
"Ma, panggil Mami Rita dan Papi Jaya dan Papa!"Pinta Avi. Rosa menganggukkan kepalanya dan ia segera memanggil Jaya, Rita dan suaminya.
Jayaprana Hutama Kamandaka merupakan Ayah mertua Avi dan ia adalah pemilik Hutama Kamandaka grup yang dikelola Jantaka suami Avi yang baru saja meninggal. Jayaprana memiliki tiga orang anak yaitu Jagadta Hutama Kamandaka, Jantaka Hutama Kamandaka dan Janisa Hutama Kamandaka. Hutama Kamandaka grup memiliki berbagai bisnis besar di berbagai bidang khususnya perhotelan dan juga perusahaan kosmetik.
Ketiganya segera mengikuti Rosa yang melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang perawatan Avi. Terlihat Jaya sangat khawatir melihat kondisi menantunya itu sama halnya dengan Adiwangsa yang sangat khawatir dengan kondisi putrinya.
"Papa dan Papi Jaya maafkan Avi ya, Mama dan Mami Rita juga harus maafkan Avi. Avi akan segera bertemu Mas Janta, Avi titip Nayla ya. Pi, Mi, Mama dan Papa, Avi mohon kabulkan permintaan Avi!" Ucap Avi menatap para orang tuanya itu dengan tatapan memohon.
"Avi mau apa nak?" Tanya Jayaprana meneteskan air matanya. Ia sangat khawatir dengan keadaan menantunya, ia baru saja kehilangan Jantaka putra keduanya dan rasanya melihat keadaan menantunya saat ini membuatnya ingin mewujudkan semua keinginan menantunya ini.
Rita menatap perempuan cantik yang saat ini Terisak di sebelah Avi. Sejak kedatangan Rayya, ia sangat kagum dengan kecantikan Rayya. Rayya memang memiliki kemiripan dengan Avi namun Rayya memiliki kulit yang lebih putih dan bibir mungil. Rayya terlihat jauh lebih cantik dari Avi.
"Maafkan Avi jika permintaan Avi ini lancang Pi, Mi. Avi dan Mas Jantaka nggak akan tenang jika hiks...hiks...Nayla tidak memiliki orang tua yang lengkap. Nayla akan tumbuh tanpa kasih sayang orang tua yang lengkap. Avi ingin hiks...hiks...Rayya menikah dengan Mas Jagadta." Ucap Avi membuat mereka semua terkejut kecuali Rosa yang memejamkan matanya karena ia telah tahu keinginan putrinya ini.
Adiwangsa menatap Rayya dengan tatapan dingin membuat Rayya yang juga sangat terkejut menundukkan kepalanya. "Dia Rayya Pi, Mi. Sebenarnya dia adik bungsu Avi dari ibu yang berbeda." Jelas Avi membuat Rita dan Jaya menatap kearah Rayya "Rayya adalah perempuan yang baik dan Avi tahu mungkin Papa dan Mama tidak setuju tapi hiks...hiks... Mas Janta sangat menyayangi Mas Jagadta walaupun keduanya sering bertengkar. Apalagi Mami dan Papi ingin Mas Jagadta segera menikah dan Avi rasa ini adalah pilihan yang terbaik untuk kita semua."
"Avi ini bukan pilihan yang tepat nak!" Ucap Adiwangsa. Ia tidak bisa membiarkan Rayya hidup bersama laki-laki dingin sombong yang bahkan berani melawan orang tuanya sendiri. Jagadta yang harusnya menerima tanggung jawab sebagai pewaris Hutama Kamandaka grup dan juga Jagadta yang seharusnya menikah dengan Avi dan bukan Jantaka. Adiwangsa merasa permintaan Avi sangat keterlaluan, ia selama ini sudah cukup memperlakukan Rayya dengan tidak adil tapi hati kecilnya tak rela jika melihat Rayya akan hidup menderita bersama Jagadta.
"Papi setuju," ucap Jayaprana membuat mereka semua lagi-lagi terkejut kecuali Avi yang tersenyum bahagia. "Papi tahu apa yang ada di pikiranmu Avi, kau tidak ingin Nayla menderita dan Nayla akan memiliki keluarga yang lengkap dengan menikahkan Jagadta dan Rayya." ucap Jayaprana.
"Pi, Jagad nggak akan setuju Pi," ucap Rita karena ia sangat mengenal putra sulungnya itu.
"Kali ini dia akan setuju karena ini menyangkut Nayla, sebelum kecelakaan itu terjadi Janta menghubungi Jagadta dan meminta Jagadta untuk menjaga putrinya. Seolah itu menjadi pesan terakhirnya, Janta mengirimkan sebuah Video tentang Nayla kepada Jagadta." Ucap Jayaprana membuat Avi tersenyum karena keinginannya dan suaminya hampir sama. Hanya saja ia ingin Rayya bisa menggantikannya menjadi Mami bagi Nayla dan sama halnya dengan Jantaka yang ingin Jagadta menjadi Papi bagi Nayla."
"Rayya adalah wanita yang baik dan dia pasti menyayangi keponakannya sendiri," ucap Avi tersenyum menatap Rayya. "Terimakasih Pi," Ucap Avi kembali tersenyum bahagia dan tiba-tiba Avi merasakan tubuhnya menggigil dan rasa sakit kembali datang hingga ia merasakan kegelapan lalu terdengar teriakan diruangan ini, membuat Danuwangsa yang berada diluar ruangan segera masuk. Danu panik melihat keadaan Avi adiknya dan ia diminta Adiwangsa untuk segera memanggil dokter.
Avi diperiksa oleh dokter dan ternyata Avi telah meninggal dunia membuat Rosa pingsan dan Rayya menangis kencang. Suara tangisan di ruangan ini membuat keadaan semakin menyedihkan. Jaya tidak pernah mengira jika ia akan mendapatkan musibah sebesar ini yaitu kehilangan menantu dan putranya. Ia berjanji akan memenuhi keinginan Avi dan Jantaka yang ingin Nayla dibesarkan oleh Rayya dan Jagadta. Mungkin tidak akan mudah membujuk Jagadta namun ia harus berhasil membujuk putra sulungnya itu untuk menikahi Rayya adik perempuan Avi ini.