Keesokan harinya, tanpa menunda waktu lagi Wira berniat untuk segera mengambil tindakan sesuai kesepakan dengan kedua kakak laki-lakinya, Tyo dan Budi. Untuk bergerak secepatnya agar bisa mencari solusi dari masalah yang sedang terjadi pada adik kesayangan mereka dengan si kadal buntung.
Maka di sinilah Wira sekarang berada, duduk menunggu di living room ruang direktur utama Pradana. Menantikan kedatangan Ardi yang sedikit terlambat untuk tiba di kantornya pagi itu.
"Silahkan teh hangatnya, Pak." Bambang, asisten pribadi Ardi menyuguhkan secangkir teh hangat di hadapan Wira.
"Terima kasih," Wira menjawab.
"Mohon maaf, jam berapa Pak Ardi biasanya datang?" lanjutnya bertanya kepada Bambang. Sebagai seorang bisnisman profesional, Wira sangat menghargai soal waktu, setiap detik terasa b
