“Ava, kamu kenapa? Kamu sakit?” Salah seorang rekan kerja Ava yang juga merupakan pelayan di sana, melihat ada gurat yang tidak biasa dari wajah wanita itu. “Ti—tidak ... aku hanya merindukan keluargaku di kampung.” Ava berusaha mengendalikan dirinya. Ia terduduk di salah satu kursi makan yang ada di ruangan itu. Kursi makan khusus untuk para pelayan. “Memangnya ada apa? Apa anakmu sakit?” “Iya, aku baru dapat kabar jika putriku tengah sakit. Ia mendapat gejala-gejala virus yang mematikan itu.” Ava berbohong. Sejatinya, wanita itu belum memiliki anak. Sementara, suaminya adalah seorang tentara yang tengah bertugas di perbatasan Irian Jaya. "Ya Tuhan ... kasihan sekali. Memangnya kamu sudah berapa lama bekerja di sini?” “Baru jalan lima bulan.” “Maaf, aku rasa kamu belum akan dapat cu