Raymond tengah menikmati sorenya bersama Rose. menghabiskan hari dengan bercìnta dan saling bercerita. Pria empat puluh lima tahun itu benar-benar bahagia, salah satu rivalnya yang paling berbahaya menurutnya, sudah tewas. “Bagaimana, Mas? Gaven itu keren bukan?” Rose yang tengah berada dalam dekapan suaminya, mulai membuka pembicaraan. “Ya, kamu benar, Sayang. Kita bisa memanfatkan kekuatan Gaven untuk keuntungan kita. Aku akan memberikan fasilitas lebih kepadanya agar ia mau dan betah bekerja pada kita.” “Tapi kamu harus merahasiakan semuanya, Mas. Jangan sampai ada yang tahu tentang Gaven, apa lagi agen dan inteligen negara. Mereka semua pasti akan melakukan apa pun untuk menghancurkan Gaven dan juga kita.” “Gaven itu sulit untuk dikalahkan. Kekuatan yang ia miliki itu sangat luar b