“Ara, selamat, ya!”
“Mbak Ara, selamat!”
Hari ini entah sudah berapa puluh kali aku mendengar kata selamat dari teman-temanku. Baik teman-teman jurusan, adik tingkat, maupun teman-teman lain yang mau menyempatkan datang.
Ini baru seminar proposal, tetapi aku sudah mendapat ucapan selamat sebanyak ini. Padahal, kataku seminar proposal itu belum ada apa-apanya dibanding sidang pendadaran. Ya, meski fase ini tetap sangat penting dan harus bisa dilalui dengan baik.
Akhirnya, hari ini aku bisa bernapas sedikit lebih lega. Setidaknya saat seminar proposal tadi aku tidak begitu kesulitan menjawab, entah pertanyaan dari Pak Davka, Bu Anis, ataupun teman-teman. Seminar proposal memang rata-rata diadakan secara terbuka dan disaksikan banyak orang, sedangkan sidang pendadaran pada umumnya dil
