Tatapan Pilu

1215 Words

"Enggak bisa gitu, Kek. Ini bukan keputusan yang terbaik!" protes Ziel sedikit ragu. "Jadi, menurut kamu berpacaran dengan primadona kampus adalah pilihan terbaik di saat kamu seharusnya melakukan pendekatan dengan Evelyn, begitu?" balas Kakek Rifki menatap tajam sang cucu. Lelaki muda itu sontak terdiam. Ia memang bersalah, tetapi menikah minggu depan? Bukankah itu alternatif yang paling konyol di situasi saat ini. "Ok, maafkan aku. Maaf karena aku sudah melanggar persyaratan yang Kakek dan Opah Harsa berikan. Tapi, aku mohon jangan membuat keputusan gegabah seperti ini, Kek. Ini udah enggak lucu sama sekali." "Oh yah? Jadi, kamu pikir Kakek dan keluarga kamu sudah bertindak gegabah dengan membuat keputusan ini." "Iya!" jawab Ziel cepat. Lelaki itu kemudian memandang ke arah Evely

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD