SUICIDE

1207 Words

Sedan merah metalic milik Aga baru saja tiba di kediamannya. Hari sudah malam, jadwal meeting dnegam beberapa klien penting benar-benar padat merayap dan rasanya setelah ini ia akan langsung tidur, demi menjaga kewarasannya. Sekali lagi, Aga selalu sadar bahwa tidak pernah mudah menjadi seorang pimpinan perusahaan, tetapi sampai saat ini, toh, dirinya masih mampu berdiri. Pikiran positid yang membuat semangatnya kembali dan tidak terus menerus mengeluh. Baru saja ia akan membuka pintu rumah, ponsel yang berada di saku kemejanya berdering. Aga mengambilnya dan menatap layar benda pipih berlogo apel itu dengan seksama. "Evanders?" gumamnya. Aga urung membuka pintu rumahnya dan justru mengangkat terlebih dahulu telepon dari Evanders. "Ya, Van? Numben lo telepon? Masalah kerjaan?" "

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD