Bab 8. Perihal Popok Omar

1706 Words

“Stop di supermarket itu,” ujar Sophia ketus, menunjuk salah satu supermarket yang baru saja dilihatnya di depan matanya. Sejauh ini, mereka masih diam-diaman terhitung semenjak keluar dari kantor Nevan. Tidak ada satupun yang mau menepis rasa ego masing-masing demi terjalinnya hubungan yang lebih baik. Mereka lebih senang dengan suasana hati yang saling memendam kesal. “Ngapain ke supermarket? Kamu mau jual diri lagi?” Bugh! Ucapan Omar yang demikian langsung dibalas kontan oleh Sophia, membungkam mulut Omar dengan pukulan tasnya hingga terdengar suara yang cukup menyeramkan. Jangan sampai setelah ini Omar melaporkan Sophia atas dasar Kekerasan Dalam Atasan-Bawahan. Atau ada istilah lain yang bisa menggambarkan kelakuan mereka berdua setelah ini? Entahlah. Apabila dua insan ini dipert

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD