Lima belas

1251 Words

Mba Laras dan Mas Anton sudah menungguku di depan UGD rumah sakit. Sementara, Ibu sepertinya berada di dalam menemani Asih sebab tidak terlihat berada di sana. "Asih kenapa?" tanyaku. Wajah Mba Laras tak begitu enak di pandang. Ada sesuatu yang membuat dia seperti itu, pastinya Asih berulah sampai dia kesal. "Seharusnya kita tidak usah peduli. Bikin waktu Mba terbuang saja." Bukannya menjawab pertanyaanku, Mba Laras malah terus ngedumel. "Ada apa, Mba?" Aku mencoba bertanya lagi. "Temannya bilang, Asih di hajar orang," ujar Mas Anton. Mendengar itu, aku merasa geram. Siapa yang berani berbuat hal separah itu pada Asih, adikku. "Siapa?" "Nggak usah emosi, Asih yang salah. Lagian pacaran sama laki orang. Resiko dihajar istri sah sama anaknya. Heran, masih muda kok ada ya, pikiran

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD