Delapan Belas

1375 Words

Kurapihkan baju yang sudah kuletakan di lemari bajuku. Lalu, kembali kumasukan ke dalam koper. "Loh, kamu mau ke mana?" tanya ibu yang menyumbul dari balik pintu. "Pulanglah." Aku menjawab santai. "Loh, kok pulang? katanya mau lama di sini? Lagian, kan di rumahmu nggak ada siapa-siapa, Mar." Ibu membujukku agar aku mau tetap tinggal. Namun, maaf, Bu. Aku tidak bisa karena aku sudah pusing melihat kondisi rumah ini. Setiap saat hanya uang dipikiran ibu. "Aku mau nginep di rumah Mba Laras. Pusing sama Ibu sebentar-sebentar minta uang," kataku kesal. Wajah ibu masam mendengar penuturan dariku. Sudah tahu anaknya sedang kesusahan, bukannya berhenti meminta uang. Ini malah kaya kesempatan. "Terus, yang ngasih Ibu uang siapa?" tanyanya. "Nikah lagi Aja cari kakek-kakek kaya. Biar Ibu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD