Mungkin Lauren bisa mengembuskan napas dengan lega. Karena pada akhirnya dia pun diperbolehkan keluar dari kamar mandi. Setelah memastikan jika suami dari Agatha telah pergi tentunya. “Bu Agatha ....” Lauren memanggil pada bosnya yang sedang layu seperti kecambah etiolasi di tempat kurang cahaya. Bedanya, kalau Agatha etiolasi karena kurang kasih sayang. “Tadi ... ngobrol apa sama Pak Boy?” tanya Lauren. Dia mendengar percakapan seperti apa yang dikatakan oleh pria tersebut pada bosnya, tapi tetap saja, Lauren penasaran dan ingin tahu dari mulut Agatha langsung. Agatha masih diam saja. Dia tidur telentang, dengan tangan ia rentangkan ke atas, rambut terurai mengembang di atas kasur, dengan hati yang terombang-ambing seperti eceng gondok mengapung di sungai. “Bu Agatha ....” “Di