5

1184 Words
Paginya Alden sudah berada didepan apartemen Erika. Alden mengantarkan Erika kekantornya tanpa naik motor tapi dengam mobil ferari merah.   "Al apa ga apa apa nih pake mobil temanmu terus?" tanya Erika dengan heran. "Ga apa apa, teman baik banget" jawab Alden berbohong.   "Ooh yaa udah kan ga enak kalo jadi merepotkan. Kalau kamu ada perlu perlu pake mobil aku aja, udah lunas kok cicilannya"   "Kamu nyicil mobil sendiri?"   "Tentu dong. Walau papa dan mama aku mobil akan aku tolak.... Erika lalu tersenyum melihat Alden... Aku membayar semua kebutuhan ku sendiri tanpa perlu merepotkan orang tua.   Alden tersenyum mendengarnya, ternyata dia tak salah jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan Erika.   "Eeh iya Al, apa ga masalah nih kamu nganterin aku terus begini? Apa nanti pacarmu ga marah?" tanya Erika dengan penasaran.   Alden menyerengitkan dahinya.. "Pacar? Pacar aku kan kamu Ana"   "Begini sih laki laki suka ga ngaku kalau punya pacar. Aku dulu pernah telepon kamu trus yang angkat cewek katanya kamu lagi mandi. Menurut aku sih hubungan kalian dekat sampai tau kamu lagi mandi segala"   "Ooh itu paling si Yuki sepupu aku, mungkin pas aku mandi Yuki ke kamar tapi kok Yuki ga bilang ke aku yaa kalau kamu telepon"   "Yaa ga tau lah Al.. coba kamu periksa aja di log telepon mungkin masih ada aku menghubungi kamu"   Alden hanya diam tak membalas ucapan Erika dan dia menjadi kesal berani beraninya Yuki mengangkat panggilan telepon dari ponselnya sehingga membuat Erika salah paham hubungannya dengan Yuki.   Setelah mengantarkan Erika dikantor Alden bergegas pulang kerumahnya.   "Alin mana Yuki?" Tanya Alden   "Kayaknya keluar kak" jawab Alin adik Alden.   "Kurang ajar tuh anak!!" Alden sangat kesal.   "Memang kenapa kak Yuki kak?" Tanya Alin   "Dia angkat telepon dari cewek kakak. Cewek kakak salah paham dikiranya ada hubungan sama Yuki. Pas banget kakak lagi mandi dikiranya cewek kakak abis ngapain gitu"   "Yaa ampun kak kayak ga tau Yuki aja, dia kan memang gitu udah ga usah ditanggepin kak"   "Bikin jengkel aja si Yuki. Kamu bilangin lin sama dia jangan ganggu kakak lagi" kata Alden tak suka.   "Kak memang udah bisa melupakan kakak cantik yang dulu?" Tanya Alin   Alden hanya diam tak menjawab pertanyaan Alin..   "Tapi aku seneng dech kakak udah melupakan kakak cantik itu" kata Alin tersenyum.   "Semoga kakak bisa bahagia dengan kekasih kakak, jangan lupa kenalin sama Alin yaa.." kata Alin lagi.   Alden lagi lagi hanya diam tak menjawab, dia memilih masuk ke kamarnya. Alden memang jarang pulang ke rumahnya kalau bukan karena ada hal yang penting, baginya rumah itu bagaikan rumah neraka.   Alden sudah tidak tinggal bersama papi dan ibu tirinya selama 1 tahun. Mark Davidson papi Alden sudah menikah kembali dengan seorang wanita bernama Lucy , walau sebaik apapun istri baru papinya tak akan ada yang dapat menggantikan Rosi bunda Alden.   Yuki sepupu Alden dan memang tinggal dirumah Alden untuk berkuliah dan Alin adik kandungnya masih SMA kelas 10. Bundanya sudah meninggal 4 tahun yang lalu karena kecelakaan. Alden merasa sangat sedih dan terluka karena bunda nya meninggal.   Alden melihat foto dikamarnya, penuh kenangan dia,alin dan kedua orang tuanya. Betapa bahagianya mereka dulu sebelum kecelakaan itu terjadi.   Tak lama Alden pun keluar kamar untuk kembali ke apartemennya.   "Alden sarapan dulu nak" kata mami Lucy istri baru Mark papi Alden.   Alden hanya melihat Lucy dan Alin sedang duduk diruang makan, Alden tak menjawab lalu pergi meninggalkan mereka begitu saja. Alin dengan perasaan tak enak berkata pada maminya.   "Mami sabar yaa, mungkin kak Alden belum siap tapi Alin yakin kok suatu saat kak Alden bisa menerima mami" kata Alin menyemangati Lucy.   Lucy melihat sedih kearah Alden yang tak menghargainya. Lucy dulu berkerja selama 3 tahun sebagai sekretaris Mark dan lucy mengenal Rosi istri Mark. Lucy dulu sering membantu Mark mengasuh Alin dan Alden sepeninggalan Rosi. Alin dekat dengan Lucy karena Alin sekolah dasar ketika Rosi meninggal.   Alden sudah berada di kamar apartemennya, dia sangat kesal jika bertemu Lucy. Memang tak salah Lucy menikah dengan Mark tapi Alden membenci Mark kenapa baru 2 tahun bundanya meninggal malah menikah lagi dengan Lucy. Alden tak suka papinya menikah lagi. Lucy dulu sering membantu Alden dan Alin, saat Alin atau Alden sakit Lucy lah menjaga dan mengantarkan mereka ke dokter. Mark papinya hanya sibuk berkerja dan berkerja tak terlalu perhatian pada anak anaknya.   Kadang Alden kasian pada Lucy, dia wanita baik malah mau menikah dengan papinya Mark. Mark tak terlalu memperhatikan Lucy karena sibuk berkerja jadilah Lucy sering bersama Alin.   Alden teringat pada Erika, gadis tak pernah berubah dari dulu sampai sekarang. Alden mencari log di ponselnya dan memang nomor asing memang sudah 2 hari yang lalu, Alden tak bertemu dengan Erika karena dia bertengkar dengan Mark papinya. Mark ingin Alden menlanjutkan kuliahnya di negeri Paman Sam tapi Alden tak mau. Mungkin bila tak bertemu Erika pasti tak masalah untuknya melanjutkan kuliah disana tapi sekarang Alden sudah bertemu dengan Erika lagi, Alden tak ingin kehilangan kesempatan ini lagi.   ♾♾♾   Alden menjemput Erika pulang dari kantornya. Alden dan Erika pulang bersama. Didalam mobil Alden banyak diam tak seperti biasanya, Erika menjadi heran sendiri.   "Ana aku pengen deh nyobain masakanmu" kata Alden   "Aku ga bisa masak tapi kalau masakan cuma biasa aja"   "Nanti aku boleh masuk dalam apartemen kamu ga?" Tanya Alden "Boleh tapi ada syaratnya" kata "Apa syaratnya?" Tanya Alden "Kamu janji ga boleh peluk peluk dan cium cium seenakmu aja" "Hmm nanti aku pertimbangkan" "Kalo gitu ga boleh masuk apartemen aku" kata Erika mengancam Alden   Akhinya Alden setuju dengan syarat Erika. Mereka pun makan bersama sambil tertawa dan bercanda. Erika sangat nyaman bersama Alden.   Alden dan Erika nonton dvd.. tapi janji tinggal janji malah Erika yang tergoda pada Alden, Erika yang ingin mencium Alden. Alden tak melakukan apapun pada Erika karena dia laki laki yang menepati janjinya tak menyentuh Erika.   "Al aku mau nanya kenapa kamu suka ama aku sih?" Tanya Erika "Ada dech pengen tau aja" kata Alden bercanda "Alden aku serius. Umur aku tuh lebih tua dari kamu tau ga sih, umur aku udah 30'tahun dan kamu paling seumuran sama Erik" "Umur ga masalah kok Ana, asal kita saling mencintai perbedaan umur bukan jadi penghalang" "Yaa ampun sama aja Alden tetep aku lebih tua dari kamu. Apa kamu ga mau jalan sama aku yang lebih tua?" Tanya Erika lagi "Ga. Yang namanya cinta tak mengenal jarak umur" kata Alden dengan santai   Erika menyerengitkan dahinya melihat Alden.   "Kamu serius dengan ucapanmu" tanya Erika "Iya aku serius banget. Kalo kamu mau aku siap kita nikah sekarang" kata Alden dan mendapatkan jitakan dikepalanya "Kamu yang bener aja. Nikah ga segampang itu bocah" kata Erika kesal "Kalo gitu aku mau nanya serius ke kamu. Kamu mau ga jadi ke kasih aku? Aku ingin menghabiskan waktu dan hidup ku bersama kamu. Bagi aku hanya kamu yang selalu ada dihatiku dari dulu sampai sekarang" kata Alden melihat Erika serius benar benar serius terlihat dari tatapan dan suaranya "Kita jalanin aja dulu yaa.. kalo memang kita berjodoh pasti tak akan lari kemana" kata Erika yang merasa heran saat Alden mengatakan kalo Erika wanita satu satunya dari dulu sampai sekarang sedangkan mereka baru bertemu seminggu ini tapi Erika memilih tak menanggapinya. Yang penting dia sekarang ingin menjali hubungan ini. Semoga keputusan Erika menerima Alden tak salah.   Alden tersenyum dengan bahagia, akhirnya Erika mau menerima cintanya. Erika dan Alden melanjutkan melihat dvd yang mereka tonton. Erika merebahkan kepalanya di pangkuan Alden. Alden lalu mencium bibir Erika dengan sangat mesra...   "Semoga cinta beda usia ini tak menghalangi hubungan kita" kata Erika dalam hati   "Semoga cinta kamu dan aku selamanya sampai maut memisahkan kita" kata Alden dalam hati juga    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD