Tempat yang sempat terkenal karena tindak kekerasan yang dilakukan pelajar sekolah menengah dan menyebabkan nyawa seorang siswa melayang, tempat yang cukup tenang dan nyaman dengan suasana bersih area taman di tengah kota, tempat yang memiliki lapangan luas yang menjadi ikon dan wlayah favorit muda-mudi untuk nongkrong, dan tempat yang sebenarnya dipenuhi beberapa tindak kejahatan namun tidak ada kasus yang berhasil diusut oleh media.
Ketika cerita ini dimulai kota kecil itu telah ada selama ratusan tahun, begitu pula tindak kejahatan yang ada di dalamnya.
***
Tidak ada seorang pun yang melihat kedatangan mereka.
Pada bulan September, ketika polisi akhirnya berhasil menemukan sopir truk pengangkut barang. Ternyata si sopir tidak bisa bercerita banyak. Dalam catatannya, dia hanya menuliskan '17 September Kota B.' Dia ingat si penyewa adalah seorang pria tampan usia 25-an tahun dan kekasihnya yang cantik dengan iris mata berwarna biru cerah.
"Oh, satu lagi. Mereka tidak punya banyak perabot, hanya satu koper dan sepertinya satu lemari kecil. Mereka meminta semua diangkut saat malam. Kubilang bayarannya akan mahal, tapi mereka tidak peduli. Kelihatannya mereka sangat terburu-buru. Apa terjadi sesuatu?"
Polisi menceritakan peristiwa menggemparkan di polresta tempatnya bertugas, yang kemudian direspon dengan terbelalak oleh si sopir truk.
Dialah yang telah membawa mereka.
Si pria dengan kekasihnya yang cantik.
Dan dia tidak akan pernah menceritakan ini kepada siapa pun sampai maut menjemputnya.