Aku tidak bisa lagi fokus terhadap layar komputer yang menyala dihadapanku. Padahal aku perlu untuk menuntaskannya segera tapi begitu aku memaksakan diri untuk menganalisis angka-angka yang berjejer rapi didepan sana malah membuat kepalaku berdenyut nyeri. Sekali lagi aku memijit pelipisku. Aku sangat mengantuk dan seluruh tubuhku terlebih bagian bawahku pegal dan sakit bukan kepalang. Saat ini aku hanya ingin meringkuk ditempat tidur dan membaringkan tubuhku yang kelelahan. Tapi aku tidak bisa saat melihat Erwin pagi tadi. Tubuh pria itu terlalu banyak dipenuhi oleh bekas kissmark disana sini. Demi Tuhan aku tidak berani membayangkan apa yang sudah terjadi semalam. Terlebih kita pria itu sedikit kesulitan untuk menyembunyikan bekas cupangan dilehernya. Dan ketika aku melihat kearah tubuhk