Bab 11 Dia Peduli

1449 Words
Nindy langsung menyambut undangan Grizella dengan sukacita. “Mau! Mau, Zee. Dimana tempatnya?” Nindy bertanya antusias. Grizella menyebutkan nama gedung apartemen. “Itu apartemen mahal, Zee. Sangat mahal malah. Kamu di sana sekarang?” Nindy terdengar terkejut. “Iya, Nin.” Grizella menjawab sabar. Apa lagi kalau Nindy mengetahui dia mendapat hadiah unit penthouse dari Gale, tidak bisa dibayangkan hebohnya nanti. Dan itu langsung kejadian begitu Nindy sampai. Erick yang menjemputnya sampai melangkah mundur karena terkejut oleh teriakannya. “Sadar, Nin. Malu dilihat Gale sama asistennya.” Bisik Grizella tepat di telinga Nindy, agar tidak terdengar oleh Gale yang saat itu sedang memberi instruksi pada Erick untuk memesan makan malam untuk mereka nikmati di rooftop. “Iih, kamu beruntung sekali, Zee. Tidak menyangka si Gale ternyata sangat royal pada pacarnya. Kalau tahu dari dulu, sudah aku kejar dia, Zee.” Nindy balas berbisik, yang disambut dengan tawa Grizella. Tawa renyah Grizella menarik perhatian Gale. Pria itu berjalan mendekati Grizella dan Nindy yang masih berdiri di depan pintu. “Kenalkan, G, ini teman aku, Nindy Moris. Dokter magang, sama seperti aku.” Ujar Grizella memperkenalkan temannya. Nindy dan Gale berjabatan tangan lalu Grizella mengajak Nindy masuk ke ruang hiburan. Menunggu makan malam, mereka memilih menonton film action. Gale dan Erick terlihat menaiki tangga, mungkin pergi ke rooftop. Tak lama makan malam datang. Erick dan Gale yang sudah turun kembali naik membawa makanan ke atas. Grizella dan Nindy ikut naik sambil membawa perlengkapan makan. Nindy menularkan keceriaan di hunian baru Grizella. Awalnya memikirkan apa yang sudah Gale berikan untuknya membuat d**a Grizella terus berdebar penasaran sekaligus takut memikirkan Gale yang terlalu murah hati. Rasanya tidak masuk akal di dunia yang begitu dikuasai dengan materialisme ada orang yang mau memberikan hal yang demikian besar seperti ini. Grizella jadi terbeban dengan pikirannya sendiri dan mengerut dalam ketakutan. Tapi kehadiran Nindy memperbaiki semuanya. Grizella menjadi ceria dan bersemangat menikmati semua yang ada di hadapannya. Rooftop unit penthouse itu sangat luar biasa. Seperti bagian rumah yang lain, memancarkan pesona dan kemewahan. Begitu mereka sampai di sana, mereka disambut dengan cahaya lampu LED yang mengelilingi tepi kolam renang infinity, menciptakan siluet gemerlap di malam hari. Lantai rooftop terbuat dari ubin mosaik yang mengilap, mencerminkan sinar bulan dan cahaya kota yang berkilau di kejauhan. Sebagian besar area rooftop adalah ruangan terbuka dengan atap transparan memberikan perlindungan dari cuaca eksternal tanpa menghalangi pemandangan langit. Ini adalah tempat yang ideal untuk berkumpul dengan teman-teman atau keluarga. Pandangan panorama kota yang melimpah menghiasi tepi rooftop, menambahkan elemen visual yang menakjubkan. Furnitur outdoor yang elegan dan nyaman ditempatkan dengan cerdas di sekitar rooftop, termasuk kursi santai yang dilapisi dengan bantal lembut. Tempat duduk ini menawarkan kenyamanan maksimal, menjadi tempat yang ideal untuk bersantai sambil kerlip bintang-bintang. Penampilan elegan area itu semakin sempurna dengan tanaman hijau yang ditempatkan di pot-pot cantik, memberikan nuansa segar dan alami di tengah kota yang padat. Grizella terpana takjub. Tak habis-habisnya sejak memasuki unit penthouse ini, dia terus berdecak kagum. Mereka mendekat ke bar mini yang dilengkapi meja bulat dan empat buah kursi, meletakkan peralatan makan yang mereka bawa di sana. Menu makan malam mereka dikemas dalam beberapa packing paper dan thinwall. Grizella dibantu Nindy menata semua makanan itu di meja saji. Menu makan malam mereka ikan tuna bakar rica, steak ayam dan pelengkapnya, sayur pakis tumis, hingga makanan penutup puding cokelat saus vla keju. Erick datang membawa dua botol anggur dari bawah dan dengan lincah menuangkan ke dalam empat gelas bertangkai panjang. Grizella memanggil Gale yang sedang melihat-lihat kolam renang yang dilengkapi air terjun mini di salah satu sudutnya. Tanpa rasa canggung Gale menghampiri Grizella dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping gadis itu saat mereka berjalan ke bar. Terlihat sikap posesifnya. Grizella membiarkannya saja toh Erick dan Nindy teman-teman mereka. Erick menyambut mereka berdua dengan menyodorkan gelas anggur. “Sebelum makan kita toast dulu.” Gale langsung mengangkat anggur di tangannya, diikuti yang lain. “Untuk kebahagiaan dan kesuksesan Grizella, dan untuk kebahagiaan kita semua.” Ujar Gale sambil tersenyum. “Untuk kebahagiaan dan kesuksesan kita semua.” Sambut Grizella. Gelas-gelas di tangan mereka berdenting dan mereka tertawa bahagia. Mereka menikmati makan malam dalam suasana akrab. Gale, sekalipun seorang pria kaya dan berkuasa terlihat sangat rendah hati saat terlibat obrolan dengan Nindy. Diam-diam Grizella menatap pria itu kagum. Dia belum pernah melihat bagaimana Gale kalau di kantor, tapi aura berkuasa yang mengintimidasi yang terpancar dari sosok pria itu waktu interaksi pertama mereka memberi gambaran bahwa penampilan Gale pasti tidak sesederhana sekarang. “Terima kasih karena sudah sangat mengagumiku. Tapi kamu harus habiskan makananmu, Sayang.” Suara Gale yang menegurnya tiba-tiba membuat Grizela gelagapan. “Ge-er.” Gumamnya sambil menunduk dan menikmati makanannya tanpa suara. Saat dia mendongak, dia melihat senyum di wajah Gale. Tidak mau digoda lagi, Grizella buru-buru menghabiskan makanannya dan meneguk sampai habis anggur di gelasnya. Setelah selesai makan, mereka bersantai sambil melakukan kegiatan masing-masing. Erick dan Nindy menjadi akrab dan terlihat seru bermain domino. Melihat keseruan mereka, Grizella ingin bergabung, namun tangan Gale menahannya. Saat itu mereka sedang duduk di kursi santai, menghadap pemandangan kerlap-kerlip lampu kota. Berada dalam jarak cukup jauh dari Erick dan Nindy. "Biarkan saja mereka, Sayang, jangan diganggu." Ucap Gale sambil menarik Grizella agar duduk kembali. Tapi tarikan tangan Gale terlalu kuat hingga Grizella terjerembab menimpa dadanya. Grizella berusaha bangun dengan panik, tetapi Gale sudah memeluknya erat. "Kita di sini saja, jangan mengganggu kebahagiaan orang lain." Bisik Gale, hembusan napasnya mengenai telinga Grizella. Grizella merasa tubuhnya menggelenyar aneh, karena itu dia berusaha melepaskan diri. Tapi Gale justru mempererat pelukannya. Dia beringsut ke samping untuk memberi Grizella tempat. Kursi santai yang ada cukup lebar, dan mampu menampung mereka berdua. Grizella menyerah dan mengangkat kakinya, berselonjor di atas kursi sambil Gale masih memeluknya erat. Selain Gale tidak melepaskannya, dia berpikir untuk membahas hubungan mereka. Gale sudah memberi terlalu banyak hingga menakuti dirinya, jadi Grizella ingin sekali lagi memperjelas hubungan mereka. Dia harus mengetahui apa motif Gale dibalik semua pemberian ini. Grizella adalah pribadi terbuka yang tidak akan diam menunggu dan membiarkan dirinya menderita. Jadi dia bertanya pada Gale. "Gale..." Grizella memanggil namanya. Dia melihat Gale sedang memejamkan mata, tapi dia menjawab panggilannya dengan mata masih tertutup. "Hhmm, apa?" Gale bertanya, suaranya dalam dan lembut. Posisi tubuh mereka terlihat sangat intim, tetapi sepertinya Gale tidak perduli. Jadi Grizella membuang rasa tidak nyamannya dan berusaha bersikap biasa saja. "Aku takut dengan semua pemberianmu ini. Terlalu besar dan..." "Kamu takut padaku, Zee?" Tukas Gale cepat. "Atau ini gara-gara kamu merasa hubungan kita memalukan?" Suara Gale masih terdengar lembut, tapi mencubit hati Grizella. "Bukan begitu, G. Aku hanya tidak tahu apa maksudmu dengan semua ini. Semua ini memerlukan biaya yang sangat banyak, lalu apa imbalan yang kamu harapkan dariku?" Grizella memikirkan apa yang biasanya terjadi dalam hubungan yang saling menguntungkan antara dua orang manusia berbeda jenis. Seorang pria memberi karena si perempuan memberikan tubuhnya. Apakah itu yang Gale harapkan darinya? "Aku hanya ingin kita tetap seperti ini. Jangan takut, Zee. Aku pria dewasa yang menepati janji." Grizella tidak lupa janji Gale saat menawarkan hubungan ini padanya. "Berjanjilah untuk tetap bersamaku apapun yang terjadi. Jangan mengkhianatiku." Gale mengulang permintaannya waktu itu. Hanya itu. Namun kali ini pria itu menambahkan penekanan 'apapun yang terjadi.' Grizella merasakan tarikan napas dalam lalu hembusannya yang perlahan. "Gale, apa maksudnya apapun yang terjadi?" Grizella bertanya. "Aku akan berusaha memberikan hidup yang nyaman dan bahagia buat kamu. Berusaha untuk tidak menyakiti kamu. Tapi di masa depan pasti ada hal-hal yang terjadi di luar kendaliku yang mungkin akan menyakitimu. Karena itu aku meminta kamu tetap bersamaku apa pun yang terjadi." Gale menjelaskan. Grizella berusaha mencerna maksudnya. Apakah Gale merencanakan hubungan jangka panjang dengannya? Tapi bukankah dia sudah dijodohkan? Tunangannya seorang dokter juga dan sedang mengambil spesialis. "Mau sampai kapan hubungan kita ini, G?" Grizella mengeluarkan apa yang membebani pikirannya. "Selamanya, Sayang.." "Jangan bercanda, G. Kamu sudah dijodohkan, nanti juga kamu akan menikah dengan jodoh pilihan keluargamu itu. Lalu, apa kamu berencana menjadikan aku seorang pelakor? Jahat kamu, G!" Grizella menegakkan tubuhnya, menjauh dari Gale, suaranya bergetar ketika berbicara. Dia sakit hati. "Aku mau pulang. Aku tidak mau semua ini." Grizella beringsut, ingin bangkit dari kursi. Tangan kuat Gale meraihnya kembali, hingga Grizella lagi-lagi terjerembab ke pelukannya. "Aku sudah berjanji tidak akan menyakitimu, G. Jadi nikmatilah apa yang kita miliki. Biarkan saja masalah perjodohan itu jadi urusan keluargaku, jangan membawanya ke dunia kita berdua." Ucap Gale sambil membelai punggung Grizella, seperti menenangkan anak kecil. Grizella membenamkan wajahnya di d**a Gale. Menghirup bau parfum bercampur aftershave yang mulai dia sukai. "Tapi kamu belum menjawab pertanyaanku, Zee." Ujar Gale sesaat kemudian, setelah Grizella tenang dalam pelukannya. "Yang mana?" "Apa hubungan kita memalukan?" Gale mengulangi pertanyaannya. Suaranya menjadi datar dan matanya menjadi gelap saat mengucapkan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD