2 :: Wali kelas baru ::

1102 Words
Pagi indah Ajeng sama seperti biasanya dan dengan semangat serta senyuman dia memulai semua aktifitasnya. Tiba saat dia ingin masuk kedalam kelas dia melihat Andini terjatuh dan buku pegangannya berserakan di depan pintu masuk ke kelas mereka. Ajeng dengan inisiatif langsung membantu Andini mengambil buku-buku wanita itu. "Lo gak apa-apa kan Din ?" tanya Ajeng dan Andini yang terkejut mendengar suara itu langsung menarik buku yang di pegangan Ajeng. Dia sepertinya tidak ingin Ajeng memegang bukunya. "Tidak apa-apa thanks," jawabnya lalu langsung masuk kedalam kelas. Pemandangan utu di saksikan oleh beberapa murid yang sudah ada didalam kelas dan mereka menatap Andini seperti orang aneh sementara menatap iba kepada Ajeng. "Lo ngapain juga pake sok akrab sama itu perempuan, tau rasa kan lo." Wita menarik gemas sedikit ujung rambut Ajeng membuat Ajeng tepekik merasa sakit. Wita adalah sahabat Ajeng, mereka berteman dari awal masuk sekolah hingga sekarang dan selalu bersama. "Udah bantu nih bagi orderan nasi goreng gue," kata Ajeng dan Wita memberikan jempolnya. Pagi bahagia bagi Ajeng akhirnya di mulai namun mereka semua terdiam saat jam pelajaran pagi di mulai bukan guru yang biasa mereka lihat melainkan seorang guru tampan dan terlihat masih sangat muda. Pria tampan itu seketika membuat Ajeng terpana, untuk pertama kalinya Ajeng begitu menyukai wajah lawan jenisnya dan matanya berbinar menatap pria itu. "Pagi," sapa pria itu membuat semua murid menjawabnya termasuk Ajeng. Hanya satu siswi yang tidak menjawab dan terlihat tidak memperdulikan suara yang menyapa mereka saat ini. "Hai salam kenal semuanya, saya Radit mulai hari ini saya akan menjadi wali kelas kalian yang baru karena Ibu Mira mengundurkan diri secara mendadak jadi saya yang akan menggantikannya." Semua orang di ruang kelas itu yang tadinya terdiam kini terdengar seperti suara lebah yang sedang berkumpul. "Ada apa dengan ibu Mira ya pak ?" tanya Ajeng yang ingin tahu apa yang terjadi kepada wali kelasnya itu. "Untuk itu saya juga kurang tahu karena saya termasuk guru baru di sekolah ini. Tapi yang saya dengar kalau beliau sedang sakit sehingga tidak bisa melanjutkan mengajar." Kembali suara riuh dari murid disana membuat Radit si guru baru tidak merasa nyaman terlebih di ruang itu ada satu siswi yang terlihat jelas tidak memperdulikannya. Radit berdeham lalu dia melanjutkan kembali perkenalan dirinya. Radit mengatakan kalau dia adalah guru yang mengajar pendidikan Olahraga sama dengan ibu Mira yang dulunya adalah wali kelas mereka. Beberapa murid masih terlihat sangat sedih mendengar guru yang mereka cintai jatuh sakit sehingga tidak lagi bisa bersama mereka, dan sebagian murid terutama kaum hawa sangat bahagia karena mendapatkan wali kelas baru yang masih muda juga tampan. Ajeng sendiri hanya diam dan memikirkan apa wali kelasnya yang baru ini mengijinkannya untuk berjualan sarapan di pagi hari seperti dulu bu Mira memberikannya izin, Ajeng seketika lesu memikirkan hal itu dan dia tidak bersemangat tapi mau tidak mau dia harus menemui wali kelas barunya yang tampan itu untuk meminta ijin. *** Radit memulai mata pengajarannya setelah memperkenalkan diri di kelas yang kini akan menjadi tanggung jawabnya, tidak dia sangka dia akhirnya menerima permintaan dari ayahnya untuk mengajar di sekolah itu, awalnya Radit tidak mau namun karena dia setuju dengan perkataan ayahnya untuk bisa mengawasi yayasan yang sudah di bangun ibunya itu sehingga mau tidak mau dia harus ikut serta memantau perkembangan sekolah itu. Radit sangat menyayangi almarhumah ibunya yang meninggal tiga tahun yang lalu, Radit dengan ayahnya Lesmana Zigfrids tidak terlalu dekat di karenakan ayah dan ibunya tidak menikah secara resmi, kisah cinta ibu dan ayahnya sangat rumit. Lesmana memiliki dua istri dan Aminati ibu dari Radit adalah istri kedua dari Lesmana, Lesmana dan Aminati adalah sepasang kekasih yang saling mencintai namun karena restu yang terhalang dari keluarga Aminati membuat mereka berdua harus berpisah dan saat itu Aminati diam-diam sudah mengandung Radit sehingga Lesmana menikah dengan wanita lain pilihan keluarganya juga dan dia tidak tahu jika Aminati sedang mengandung anaknya. Aminati yang mengetahui jika Lesmana sudah menikah dengan wanita lain pun sangat kecewa sehingga dia memutuskan membesarkan Radit Seorang diri dengan lari dari keluarganya ke luar negri tapi Aminati terpaksa kembali menghubungi Lesmana karena dia membutuhkan biaya untuk operasi Radit yang saat berusia dua belas tahun mengalami kecelakaan. Kakek Radit Mohamed Zigfrids pria berdarah Rusia itu lalu memutuskan untuk memasukkan Radit ke dalam kartu keluarga mereka dan meminta Aminati menikah dengan Lesmana kembali, dan Pernikahan kembali itu membuat luka terhadap Seorang wanita bernama Rukma istri pertama dari Lesmana. Wanita yang terpaksa Lesmana nikahi dulu, dan mereka memiliki satu orang anak yang umurnya jauh di bawah Radit. Rukma adalah wanita yang baik, dia memperlakukan Aminati dan Radit dengan baik dan menganggap Radit juga adalah anaknya membuat Radit yang sudah cukup mengerti semuanya itu juga sangat menyayangi Rukma, namun wanita baik itu meninggal lebih dulu dibandingkan ibu Radit Aminati dan kini Lesmana hanya tinggal di rumah besarnya bersama anak bungsu mereka karena Radit memilih tinggal di apartment. Radit memiliki bisnis sendiri yang dibantu oleh kakaknya di bidang restoran, dan dia juga masih membantu Lesmana di perusahaan keluarga Zigfrids itu. Hubungan Radit dan Lesmana tidak begitu baik karena sedari kecil Radit hanya mengetahui cinta dari ibunya dan saat dia mengalami kesulitan dulu dia hanya bersama ibunya, dan saat Lesmana kembali pada mereka meski dia tahu ibunya sangat bahagia tapi dia tahu Rukma tidak bahagia membuat Radit tidak bias menerima semua itu dan menganggap Lesmana bersalah kepada dua wanita yang Radit sayangi, ketidak sukaan Radit kepada Lesmana semakin menjadi ketika Lesmana baru-baru ini mengatakan ingin menikah lagi padahal baru tiga tahun saja ibunya meninggal. Bukankah seharusnya dia yang menikah, kenapa sekarang malah ayahnya yang akan mengadakan pesta Pernikahan. Di tengah melamunnya Radit di ruang guru tiba-tiba seorang murid yang terlihat sangat tidak memperdulikan penampilan itu menyebutkan namanya dan sudah berdiri tepat di depan meja. "Ada apa, kamu Ajeng kan ?" tanya Radit yang sedikit sudah mengetahui nama-nama murid kelasnya. Siswi yang dia tanya itu malah diam seperti patung, membuat dia memperhatikan wajah Ajeng dan menggelengkan kepalanya. "Hei Ajeng ada apa kamu menemui saya ?" tanya dia lagi kali ini sambil menyentuh bahu Ajeng. Ajeng yang di sentuh oleh Radit terlihat gugup dan dia menunduk untuk menghirup napasnya. "Ah- it-itu pak." Ajeng diam tidak bisa melanjutkan kalimatnya lagi. Dia menutup mata merutuki kebodohannya karena terpesona oleh Radit sangat lama sehingga konsetrasi dan keberaniannya hilang begitu saja. "Ada apa Ajeng ?" tanya Radit lagi semakin membuat jantung Ajeng berdebar tidak karuan. "Bapak ganteng," ucapnya dengan begitu lancar tanpa hambatan sedikit pun. Radit menaikkan satu alisnya dan Ajeng langsung menutup mulutnya dia berlari begitu saja meninggalkan Radit yang tidak percaya dengan apa yang siswinya katakan. Beberapa guru yang ada diruang itu menahan tawa mereka dan itu di sadari oleh Radit. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD