Aroma Mencurigakan

1504 Words

Kalau seperti ini jadinya, Leonor jadi merasa malu sendiri. Kakek sampai menyuruh ajudannya untuk membantu menyingkirkan permen karet di sepatunya. Kakek yang harus pergi bekerja juga tertunda. “Kakek, sudah tidak apa,” ucap Leonor malu. Dia duduk di mobil dengan pintu terbuka dan melihat sepatunya sedang dibersihkan. “Gak papa, tunggu disini sampai bersih ya.” Kakek menarik lengan Jerome untuk berbicara berdua. Namun dari arah Leonor, keduanya masih terlihat. Merasa bersalah karena Kakek memarahi Jerome, dan pria itu menghela napas berat sambil memandangnya. “Ini sepatunya, Nona.” “Makasih, Pak. Maaf ya saya sudah merepotkan.” “Tidak apa-apa, biasanya kalau saya selesai melakukan hal yang tidak lazim, maka Tuan Besar akan memberikan upah lebih banyak.” Ajudan itu tampak semangat. “Se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD