"Alia, kamu harus lihat ini." Sebuah pesan yang aku buka saat membuka mata di pagi hari usai malam panjang yang menyiksa dari istri seniorku di Persit membuat kantukku sontak menghilang. Mataku terbuka lebar saat membuka link berita yang di kirimkan oleh Mbak Widy, istri dari Kapten Widyatmoko, seorang Danki di atas Bang Dwika. Rekaman di mana aku menghajar sosok Nana dan juga sumpah serapah yang terlontar di antara kami terlihat jelas, melihat bagaimana brutalnya aku dalam menghajar Nana sembari menggendong Dika membuatku menggigit bibirku sendiri. Percayalah. Aku begitu takut dengan sosokku yang terekam disana, begitu menakutkan bahkan aku nyaris tidak mengenali jika manusia yang begitu murka itu adalah diriku. Aku sempat mengira jika potongan video itu hanya setengah-setengah tidak se