Devina pikir, pagi ini ia akan bangun dalam keadaan baik-baik saja, tapi ternyata tidak. Pagi ini ia bangun dengan rasa pusing hebat yang mendera kepalanya, bahkan bisa dikatakan kalau rasa pusing yang ia rasakan pagi ini jauh lebih menyakitkan dari tadi malam.
Devina menyandarkan punggungnya di dashboard ranjang sambil memejamkan matanya.
"Ya ampun, kenapa rasanya pusing banget?" keluh Devina sambil memijat pelan kepalanya menggunakan kedua tangannya.
Terdengar suara ketukan di pintu, disusul oleh suara Devian yang meminta izin untuk memasuki kamar Devina.
"Masuk, Kak." Devina harap, Devian bisa mendengar teriakannya.
Pagi ini, Devina bukan hanya merasa jika rasa pusing di kepalanya semakin bertambah, tapi Devina juga bisa merasakan kalau suaranya semakin hilang. Devina merasa tenggo
