Dua belas

1036 Words

"Tolong jangan pukuli Shireen lagi, Om. Pukul saja saya sepuasnya untuk melampiaskan kemarahan Om." "........" "Saya, saya yang akan bertanggungjawab atas semuanya." Aku menggeleng pelan, mataku terpejam erat mengusir bayang-bayang menjijikkan yang terjadi beberapa bulan lalu dan bercokol tanpa mau menghilang, kalimat pertolongan bak pahlawan kesiangan yang diucapkan oleh Andika bukan sesuatu yang aku inginkan. Kesadaran yang nyaris hilang tersebut kini kembali sepenuhnya karena kebodohan Andika yang berlagak mengakui semuanya. Tidakkah dia tahu jika apa yang dia katakan hanya akan membuatku lebih buruk daripada mati sekalian di tangan Ayahku. Jika sebelumnya Baba begitu berapi-api dalam menghajarku hingga nyaris mati, kini beliau dibuat tidak bisa berkata-kata dengan pengakuan Andika

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD