“Wen Shi Hui apa kau sudah baikan?” tanya suara di seberang panggilan telpon.
“Sudah agak mendingan demamnya sudah turun tapi kepalaku masih sangat sakit.”
“Shi Hui, Kau yakin tak mau kerumah sakit?”
“Ah rumah sakit… sepertinya tidak perlu. sepertinya aku hanya kelelahan saja aku sudah minum paracetamol, besok aku pasti sudah sembuh kok.”
“Kau selalu saja yaa, paling malas kalau harus pergi ke rumah sakit.”
“Hi hi hi kau memang paling mengerti aku. By the Way Qin Qin kau sedang dimana? bagaimana dengan konferensi persnya apakah sudah selesai?.”
“Yups aku baru saja keluar dari ruangan konferensi pers.” Jawabnya dengan bersemangat.
“Shi Hui, kau tahu apa kesimpulan dari konferensi pers hari ini?”
“‘Apa hasilnya Qin Qin?”
“Ayo tebak, kau pasti akan terkejut! kujamin!” Kata Qin Qin dengan nada penuh percaya diri.
“Ayolah Qini Qin jangan buat aku mati penasaran.”
“Haole haole kau tahu….” Qin Qin sengaja mengulur-ngulur perkataanya agar orang yang di seberang telepon semakin penasaran.”
“Tahu apa?”
“Hasil konferensi pers hari ini menyimpulkan kalau Alex Chen bukan bunuh diri tapi dibunuh!”
Deg!
Untuk beberapa saat Shi Hui merasakan suaranya tercekat. Selama beberapa detik ia kehabisan kata-kata, meskipun ia memiliki dugaan bahwa Alex Shen tidak bunuh diri tapi itu hanyalah asumsinya saja, ia sama sekali tak menduga kalau tebakannya itu benar adanya.
“Bunuh diri…”
“Waaah Shi Hui instingmu luar biasa tebakanmu tempo hari ternyata benar, sepertinya kau lebih cocok menjadi detektif saja. Coba kalau kau kemarin benar-benar menuangkan tebakanmu itu ke dalam berita kita, aku yakin saat ini kantor berita kita sudah menjadi hits.”
“Justru karena itu tebakan dan insting makannya aku tak berani menuliskannya, salah-salah aku bisa kenal pasal pencemaran nama baik atau penggiringan opini.”
“Dan ada satu lagi fakta yang tak kalah mengejutkan. pelakunya ternyata adalah Hua Mei ” Qin Qin kembali melanjutkan ucapannya.
“Hua Mei? Manager Alex Shen?” Tanya Shi Hui mencoba memastikan kalau ia tak salah dengar.
“Correct! Bukankah itu gila! Waah bahkan sampai sekarang aku masih merasa speechless dan merinding, gadis itu benar-benar tak tak nampak kalau dia bisa membunuh.” Qin Qin masih ingin bercerita panjang lebar mengenai konferensi pers hari ini, namun Wu Lei memanggilnya dari kejauhan, “Shi Hui aku tutup dulu ya, Wu Lei dage sudah menungguku kita lanjutkan lagi ceritanya nanti, kau jangan lupa minum obat ya.”
“Haole Qin Qin, bye bye.”
“bye bye.”
“…………”
Pembunuhan…Hua Mei….
Selesai menutup telepon pikiran Shi Hui melayang ke arah sosok gadis yang ia lihat tempo hari pasca kejadian, gadis yang duduk di ambulan dengan tubuh di selubungi selimut, wajah ketakutan itu...wajah pucat pasi… semuanya masih tergambar jelas di benak Shi Hui.
Dia pelakunya?
Bagaimana bisa?
Shi Hui mengambil obat yang ada dilacinya, paracetamol dan amoxilin andalannya, apa yang dikatakan oleh Qin Qin barusan memang benar adanya, Shi Hui sangat anti jika harus pergi ke rumah sakit atau dokter, ia benci aroma-aroma itu. Bukan tanpa sebab suasana rumah sakit membuatnya teringat akan kenangan tragedi yang terjadi belasan tahun silam. meskipun Shi Hui sudah berusaha melupakannya namun trauma itu seperti membekas tersendiri di dalam hatinya. Momen mengerikan itu seringkali muncul kembali dalam benaknya, momen saat mobil yang di tumpangi oleh orang tuanya dan dirinya tahu-tahu menabrak pembatas jalan yang ada di jalan tol, Shi Hui yang ajaibnya selamat setelah terlempar dari dalam mobil hanya bisa menangis sejadi-jadinya dalam ketakutan dan suasana gelap dan hari sudah sangat malam, gadis kecil itu kemudian pingsan dan saat tersadar ia sudah berada dalam ruangan dengan cat serba putih, dengan orang-orang berpakaian serba putih dan aroma obat-obat yang hingga kini ia tak akan melupakan baunya. Namun bagian yang paling menakutkan adalah ketika ia melihat kedua orang tuanya dalam kondisi berlumuran darah hingga sulit untuk di kenali, para dokter dan perawat sibuk untuk berusaha menyelamatkan nyawa mereka dengan menggunakan alat yang belakangan Shi Hui tahu disebut sebagai alat pacu jantung. namun pada akhirnya papa mamanya tak terselamatkan, saat itu Shi Hui ingin menangis berteriak sekencang-kencangnya namun suaranya tercekat, sejak itulah Shi Hui benar-benar tak mau jika harus pergi ke rumah sakit. ia benci rumah sakit.
*****
Malam harinya Shi Hui merasa tubuhnya sudah jauh lebih baik bila dibandingka pagi tadi, ia segera menyibukkan dirinya untuk membaca berita-berita mengenai perkembangan kasus Alex Shen yang bertebaran dimana-mana, selama 24 jam penuh semua media mengeluarkan berita mengenai Alex hingga namanya terus menerus menjadi trending topik di berbagai situs pencarian.
Pembahasan dan pertanyaan seakan tak pernah berujung.
Jika kemarin media dipenuhi dengan pemberitaan mengenai apa yang menyebabkan Alex Shen memutuskan bunuh diri di puncak karirnya, arah pemberitaan hari ini sudah sepenuhnya berubah, bukan lagi mengenai alasan bunuh diri, penyebab depresi dan sejenisnya melainkan motif dan kisah di balik pembunuhan Alex di latar belakangi masalah asmara, Sang manager. Hua Mei memiliki perasaan terhadap Alex Shen namun karena cintanya bertepuk sebelah tangan, belum lagi Alex terkenal sebagai pria playboy akhirnya Sang manager yang cemburu buta melakukan pembunuhan berencana.
Cukup masuk akal.
tapi bagaimana dengan kartu nama itu?
Shi Hui teringat pada kartu nama yang ia temukan di di rumah Alex Shen kemarin malam. Mengapa Alex menyimpan kartu nama sebuah Wedding organizer? dengan siapa ia berencana menikah? Kenapa tak pernah ada pemberitaan sama sekali tentang hal itu?
Apa mungkin itu hanya kartu nama biasa yang terselip?
Ah mungkin aku hanya overthinking saja.
Meski sudah mencoba berpikir begitu, Shi hui masih saja ada yang mengganjal di hatinya.
Shi Hui mencoba mengingat-ingat nama yang ada di kartu nama yang ia temukan malam itu di rumah Alex Shen,
Grace….
Grace Event Organizer?
Ah iya benar Grace Event Organizer! seru Shi Hui
Ia mengeluarkan ponselnya dan segera mengetik di halaman mesin pencari. Jiwa penasarannya kembali membara.
Sebuah alamat tercantum di halaman mesin pencari.
15 Yiyuan Road, Hailan District, Heilan, 100281
Malam ini Shi Hui sudah menyusun rencana matang-matang mengenai apa yang akan dilakukannya esok hari, ada kebenaran lain yang ingin ia cari.