Deg! Mereka berdua menoleh ke sumber suara. Saat melihat siapa yang datang, Gamal tersentak. Senyuman pria itu seakan memberi ancaman pedas untuk Gamal. ‘Shitt!’ bathinnya hendak mengumpat. Pria itu berjalan menghampiri mereka sambil melebarkan senyuman ketika Kencana menatapnya. “Apa kami boleh ikut bergabung?” tanya pria itu menarik satu kursi kemudian hendak duduk tepat di sebelah Kencana. Sreekkk!! Secepat kilat Gamal langsung beranjak dari duduknya lalu berjalan menghampiri posisi yang hendak dipakai oleh pria yang ia sapa Ayah Gilang. “Hey?? Kenapa??” ujar Gilang memasang ekspresi tidak bersalah. Gamal mengeraskan rahang dan memasang wajah memohon. “Astaga! Untuk apa Ayah kesini?!” ketusnya dengan bibir merapat. Sementa