When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Awan berada di alam bawah sadarnya yang mana hanya terdiri dari kegelapan dengan banyak wajah-wajah yang menghadap ke arahnya. Wajah-wajah itu ada yang menangis, berteriak ketakutan, meminta tolong, kesakitan dan masih banyak lagi penderitaan yang mereka tunjukan pada Awan. Suara-suara yang dikeluarkan oleh wajah-wajah tersebut bahkan membuat Awan menutup telinganya rapat-rapat saking mengganggunya. "Kak Nanda ... tolong aku ... tolong aku, Kak ...." Sementara itu, Ananda yang sedang mengikuti Baron menuju ke tempat Deandra seketika menghentikan langkah kakinya saat suara Awan, adik kesayangannya itu memanggil namanya. Ananda yakin betul kalau suara tadi benar-benar berasal dari Awan. Ia merasakan ada hal buruk yang sedang terjadi pada adiknya itu. "Aku tidak tahu pasti apa yang terja