Harvey mengetuk pintu asrama, dia khawatir jika tiba-tiba masuk seperti tadi akan ada hal tidak terduga yang dia lihat di dalam sana. Usai mengetuk lelaki itu berjalan ke depan besi pembatas, tepat di seberang pintu. Kurang dari satu menit Andreas muncul, melihat dan menyadari yang mengetuk pintu adalah pendampingnya Andreas guru-guru tersenyum dia kemudian tanpa ragu meraih tangan Harvey dan membawanya ke dalam asrama. "Kalian lagi ngumpul?" Sebatas basa-basi, karena tidak perlu ditanya pun sudah terlihat bahwa anak-anak gen 9 sedang berkumpul. "Bapak sudah lihat rekamannya?" Rey bertanya tanpa basa-basi. Harvey menghembuskan napasnya kasar. Ia tidak punya petunjuk apa yang harus dilakukan demi menyelesaikan semua masalah yang kini sedang menimpanya. Dari lubuk hati yang paling dalam