Hati menjadi taruhannya

Hati menjadi taruhannya

book_age18+
2
FOLLOW
1K
READ
mystery
small town
like
intro-logo
Blurb

Awal yang tidak mengenal cinta menjadi sebuah kesemangatan karna mengagumi.Awal hanya menggagumi, namun kini menjadi sepasang kekasih.Awal saling menyukai, namun kini menjadi pergi. Bantu follow ig aku Khnn_xbantu folllow di akun ini juga yahh agar kalian tidak ketibggalan updatenya.

chap-preview
Free preview
Bab 1. Rasya
Sinar pagi menyinari kamarku, menandakan hari yang sangat cerah. Begitupun aku yang menyadari sudah telat untuk berangkat sekolah, seperti biasa walau telat aku tetap jalan kaki dan selalu sendiri. Tidak ada yang mau berteman denganku. Hai ini aku Rasya, si wanita dekil dan bodoh. Walaupun begitu aku sangat aktif di bidang ekskul. Seperti biasa peraturan tetaplah peraturan, karna datang telat aku di hukum untuk memungut sampah di area sekolah. Dan tidak sengaja aku meliat murid baru yang sedang di antar ke kelas oleh guru. Sesaat teman yang sama telat denganku menghampiriku. "Sya lihat tuhh, ganteng juga" ucap ika, dan aku yang sudah melihatnya tidak menoleh dan aku hanya menjawab. "Terus kalo ganteng kenapa?" Sambil bertanya ucapku. Sesaat terdiam dan berdiri melihat ke langit sedikit bertanya dalam hatiku. "apakah ada yang mau dengan wanita sepertiku ? Apalagi ganteng". dengan tidak sadar "ah gak mungkin ! " lantang suaraku dengan penuh kesal. Ika pun bingung dan hanya melihatku. Selepas pulang sekolah dan akupun bersiap untuk mengikuti ekskul yangku ikuti. Dengan sadar aku melihat anak baru itu sedang bermain sepak bola, sejenak aku melihatnya sambil duduk di teras kelas dan memandangnya penuh kagum. Cara dia berlari, rambut yang terkena angin, saat dia tersenyum dan tertawa. Membuatku senang dan tidak sadar aku memandangnya dengan penuh senyuman. Tiba- tiba ika dan teman-temannya datang dengan terbahak - bahak menertawakan aku yang sedang tersenyum tersipu. "Senyum-senyum gak sadar, liatin apa kamu ?" Ujar ika penuh tanya sambil melirik apa yang sedang aku lihat. Dengan pedenya aku menjawab. "anak baru itu siapa yah namanya? Kelas berapa dia ?" Jawabku dengan penuh tanya. "Dia Alan dari kelas 11, jangan kebanyakan ngehayal deh kamu belum tau namanya aja udah senyum-senyum. Mana ada sih cowok seganteng dia mau sama kamu. " ucap ika dengan sinis. "kalo kamu mau langkahin dulu aku " ucapnya lagi. dan aku hanya melihatnya dan tersenyum. Ternyata dia Alan dan juga kakak kelasku, dimana aku baru kelas 8. Anganku susah untuk menggapainya, dia lebih dewasa dariku dan pasti banyak juga yang sama naksir sepertiku. **** Hari-hari berlalu dengan setiap hari selepas pulang sekolah pasti aku nonton dia yang bermain sepak bola di lapangan sekolah. Aku semakin berani untuk menyemangati dia secara terang-terangan. Walaupun kita tidak pernah bertegur sapa tapi ingin hati dia melihatku setidaknya sekali saja. Rasanya tidak mungkin dia akan melihatku ataupun kita bertegur sapa. "Siapa aku ? Aku jelek aku dekil tapi aku gak jelek-jelek amat ko." Ucapku sambil berjalan pulang. dengan wajah yang malas semakin mengerutu semakin kesal dengan diri sendiri. Setibanya aku di rumah, apalagi yang aku lakukan selain makan tidur dan begitu seterusnya kebiasaan yang buruk !. Entah mengapa aku terus memikiran kak Alan, bahakan mungkin dia tidak tau aku ada atau aku hidup. Setelah berpikir berulangkali secara terang terangan aku suport dia meneriaki dia, dia tetap tidak menoleh ke arahku atau suaraku yang kecil. Di malam hari sebelum tidur, aku ingin kedepan rumah entah mengapa aku rasanha sangat ingin yang biasanya aku selalu mendekam di kamar jarang untuk keluar rumah. Di teras rumah, aku hanya menikmati angin dinginnya malam. Aku tidak punya teman dekat ataupun kerabat aku selalu menyendiri padahal aku tidak mau sendiri, rasanya risi jika ada teman tapi jadinya ya seperti ini mau curhat bingung. Setelah di pikir-pikir upaya aku untuk mendekati dia tidak ada kemajuan hanya seperti itu saja. **** Ke esokan harinya aku melakukan kegiatan sekolah seperti biasanya ,tapi hari ini aku langsung pulang saja bahkan tidak mau melihatnya lagi. Entah mengapa aku merasa cape, dan sadari diri mana ada cowo yang mau dengan ku seperti ini. Melakukan kegiatan biasa seperti sebelumnya, tanpa mengagumi siapapun. Dan rasanya tenang dan tidak kepikiran apapun, tidak merasa terbebani. Mencoba melupakan yang sudah aku usahakan ya walaupun aku tidak terlalu effort untuk mendapatkan dia, tapi sedikitnya aku berharap ada lampu hijau untuku. Setiba di rumah aku menonton tv, acara tersebut tentang kecantikan dan busana. Aku sangat menyukai acara itu untung saja acara itu tayang setiap hati di sore hari, bahkan setiap sore acara tv itu tidak pernah terlewatkan. "Sya coba deh pakai ini." Ucap mamaku sambil memberikan pakaian baru padaku. "Wahhh baju baru nih mah, tumben banget ngasih baju baru biasanyakan baju baru kalo hari raya aja." Jawabku sambil meledek mama. "Udah sana cobain cepetan." Ucap mama sambil menarik tanganku. "Bagus gak mah ? Aku suka makasih hehe." Ucapku dengan sumringah. "Mah ini di meja apa ? Buatku juga ?" Lanjutku bertanya sambil memegang barang tersebut. Dimana barang tersebut adalah skincare dan set makeup. "Skimcare itu mama memang belikan untukmu. Kalau set makeup , itu gak cocok di muka mama kalo kamu cocok ambil aja nak." jawab mamaku. "Lagian mama juga gak pernah liat kamu pake makeup." Ucap mama. Saat itu aku senang sekali akhirnya aku punya skincare dan punya set makeup. Yahh walaupun aku juga bisa meminta kepada orangtuaku untuk membeli yang seperti itu, tapi aku tidak berani untuk memintanya. Saat pagi hari bersiap untuk ke sekolah aku bingung bagaimana bermakeup untuk ke sekolah ? Akhirnya aku hanya memakai bedak, lipbalm, dan spoolie untuk merapihkan alis. Sesampai di sekolah aku sangat gugup dimana hati ini aku memakai riasan wajah, namun syukurlah tidak ada yang menyadari. Sepulang sekolah aku menonton lagi acara tv kesukaan ku, banyak pengetahuan baru untukku. Saat itu aku makin rajin dan rutin pakai skincare. Untung saja cocok di mukaku, sejenak melupakan bahwa aku tidak punya tambatan hati. Cepat menyerah ? Iya itulah aku. Entah mengapa akhir-akhir ini juga, aku cukup bercengkrama dengan siswa yang lain. **** Tiba keesokannya sedang belajar, aku merasa suntuk tapi juga aku tidak suka berisik. Suntuk, laper, boring banget dengerin penyampaian guru yang kurang menarik untukku. Kringgg Kringgg kringgg Waktu istirahatpun tiba, di mana aku hanya memakan bekal dan sisa waktu istirahat, ku habiskan di perpustakaan. "Sekarang kamu meluas diri ya." ucap Rani. "Aku ? Meluas diri ?" Jawabku sambil menunjuk pada diriku. "Ya... kamu sekarang gampang berbaur, dan merawat diri." Ucap rani. "Pasti ada yang kamu taksir yaaah ?" Ucap selva. "Enggak ko, sama aja kaya biasanya. Naksir ? Haha naksir siapa, lagian mana ada sih yang mau sama aku." Jawabku penuh gelak tawa. "Ya pastinya ada, cuman kamunya aja yang gak tau." Ucap rani Akupun pergi sambil memegang kerah seragamku tersipu malu. Lagi-lagi ada saja yang memujiku seperti itu. Kringggg Kringggg Kringggg Bel sekolahpun berbunyi, menandakan waktu istirahat sudah habis. Bergegaslah aku ,rani, dan selva untuk pergi ke kelas. Rasya wagini wijaya

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
31.0K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
4.0K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
9.0K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
37.0K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.9K
bc

Desahan Sang Biduan

read
40.1K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook