Raina kembali ke kelasnya sepuluh menit sebelum istirahat pertama berakhir . Dia biasa ke perpustakaan pada istirahat pertama karena biasanya perpustakaan akan lebih sepi jam segitu , beberapa murid pasti memilih untuk makan lebih dulu mengisi perut mereka tapi Raina masih kenyang karena sudah sarapan di pagi harinya dan biasanya akan makan dikantin pada istirahat jam kedua .
Kanya ..
Cewek berambut ikal panjang dengan mata warna hazel dan pipi yang sedikit lebih tirus dibanding Raina pun masih berjalan dibelakangnya sambil memainkan ponselnya . Kanya adalah sahabat terdekat Raina sejak mereka kelas Satu SMA . Kedekatan mereka berawal dari acara MOS waktu itu . Raina yang terkenal kalem dan lebih penyabar berbanding jauh sikapnya dengan Kanya yang agak pecicilan dan blak-blakan orangnya . Tapi soal galak , mereka bisa dibilang satu sama .
Kanya juga punya pacar tapi kakak kelas bernama Alfin , mereka baru pacaran sekitar dua bulanan sejak liburan kenaikan kelas dan entah apa yang terjadi selama liburan itu hingga mereka jadian .
" Lah ono laki lo noh Na ." Kanya mengarahkan dagunya kearah gerombolan cowok yang berjalan dikoridor kelas .
Sesekali mereka bertiga ngegodain cewek-cewek yang lagi berdiri atau sekedar ngobrol dikoridor termasuk Billy .
Raina diam dan menatap lurus ke Billy hingga cowok itu menyadari kehadirannya dan langsung pasang wajah bersalahnya . Ia pun mendekati Raina sambil memegang tengkuknya . Raina memutar bola matanya dan masuk kedalam kelasnya .
" Iseng doang Na . Diajarin Ryan sama Glen tuh ." Billy malah menyalahkan dua sahabatnya sembari menyamakan langkah pacarnya itu dan balik melotot ke Kanya yang pasti sengaja memberi tau Raina .
" Gue gak nanya dan gak peduli juga ." Ucap Raina , bikin tiga orang dibelakang mereka cekikikan .
" Ya ampun ! Dosa apa gue punya pacar cueknya begini . Mending gue godain beneran tadi yak ." Celetuk Billy yang mulai mengerucutkan bibirnya dan duduk tepat disamping Raina .
" Gih sono mumpung belom bel masuk ." Raina malah mengangkat dagunya kearah pintu kelas , mempersilahkan Billy untuk kembali menggoda cewek-cewek disana yang emang dasarnya pasti suka sama Billy . Billy akhirnya beranjak dari kursinya kemudian duduk lagi setelah mendengar kalimat yang membuatnya gak berkutik ." Berarti mulai sekarang gue single lagi ya ." Ucap Raina sambil menopang dagunya dan melirik Billy .
Billy mendengus sebal kemudian menempelkan pantatnya kembali ke kursi . " Serba salah abang dek ."
" Emang salah mulu kan abang ." Goda Glen dengan gaya menggelikan , bikin Ryan langsung menoyor kepala sahabatnya itu sementara Kanya yang duduk didepan Billy dan Raina hanya geleng-geleng kepala .
Gak berapa lama kemudian bel masuk telah berbunyi . Beberapa murid langsung masuk ke kelas dan duduk ditempat masing-masing . Diikuti kedatangan miss Angel dengan tumpukan kertas ditangannya .
" Mati gue ." Billy menepuk jidatnya yang tau persis lembaran di tangan miss Angel adalah hasil ulangan harian mereka minggu lalu . Ia sama sekali gak belajar dan asal-asalan ngisi soal ulangannya , ralat ia emang gak pernah belajar .
Raina tersenyum sinis ke cowok disebelahnya yang keliatan gelisah ini . " Mampus lo kena omelan miss Angel . Siap-siap aja ." Ucapnya membuat Billy makin waspada .
" Coba aja lo biarin gue kabur Na ." Ucap Billy dengan tatapan melasnya tapi membuat Raina malah pengen nabok .
" Billy !" Panggil miss Angel membuat hati Billy makin mencelos karena dipanggil oleh guru bahasa inggrisnya yang terkenal killer itu .
" Yes miss ." Jawab Billy takut-takut .
" Sejak kapan essai yang saya buat jawabannya i dont know semua . Kamu meledek saya hmm ?" Miss Angel menatap lurus ke Billy tanda minta penjelasan sementara beberapa murid terdengar menahan tawa mendengar aksi bodoh salah satu most wanted di sekolah mereka .
Raina melotot gak percaya melihat jawaban Billy di soal ulangannya yang menuliskan i dont know di setiap pertanyaan .
Billy menggaruk tengkuknya yang sama sekali gak gatel . " Ya abisnya emang gak tau miss jadinya ya jawabnya begitu . Kan yang penting bahasa inggris miss ." Billy membela diri .
Miss Angel hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan muridnya yang sudah mau lulus itu tapi ngisi soal ulangan harian aja begini . Gimana nanti ujian sekolah dan ujian nasionalnya ? " Raina . Kamu kan bisa ajarin pacar kamu itu . Miss sampe pusing ini ngeliat kelakuan dia ."
Raina memutar bola matanya dan menatap sinis kearah Billy yang malah nyengir . " Gue tau lo bisa jawab . Jadi jelasin kenapa ngisinya sengaja dibegoin begitu ? Apa seneng keliatan b**o ?" Tanyanya dengan nada sinis .
Billy mengerucutkan bibirnya , baru aja miss Angel selesai mengomeli sekarang giliran Raina ." Abisnya males mikir dan males nyari jawabannya juga ." Ia mengedikan bahunya acuh .
Raina memijit pelipisnya , gak tau gimana lagi menghadapi kelakuan pacarnya ini .
" Pusing ya Na ?" Tanya Billy dengan wajah khawatir .
" Pusing karena lo bodoh !" Celetuk Kanya yang daritadi mendengar pembicaraan dibelakangnya , Billy melotot sebal kearah sahabat satu-satunya Raina itu .
Istirahat kedua Raina langsung menyeret Kanya ke kantin dan sengaja meninggalkan Billy . Tapi emang dasarnya Billy suka ngintilin Raina di jam istirahat kedua itu pun memilih untuk berjalan dibelakang Raina dan Kanya diikuti Ryan dan Glen yang sesekali menggoda adik kelas mereka .
Raina duduk disalah satu kantin setelah menitip pesanan ke Kanya . Gak berapa lama Kanya kembali dengan dua piring somay dan dua es teh manis .
" Kok gak sekalian dipesenin sih ?" Billy yang sudah duduk tepat didepan Raina malah mengerucutkan bibirnya .
" Pesen sendiri . Punya kaki sama tangan kan ?" Balas Kanya dengan nada tajam .
" Raina juga punya ." Jawab Billy lagi yang membuatnya kembali mengatupkan rahangnya , sadar akan tatapan sinis Raina didepannya . " Ampun Na ." Ia mengangkat kedua tangannya tanda menyerah .
Ryan dan Glen ketawa ngakak ngeliat gimana wajah sahabatnya itu kalo udah didepan pacarnya .
Akhirnya mereka bertiga sama-sama pesen bakso dan air mineral .
" Rai . Nanti jangan lupa rapat OSIS ya pulangnya ." Ucap seseorang yang berdiri disamping meja tempat Raina dan teman-temannya makan .
Tanpa menoleh pun Billy tau siapa satu-satunya orang yang memanggil pacarnya dengan sebutan "Rai" itu . Siapa lagi kalo bukan Devan Alvaro . Si ketua OSIS . Dan perlu diperhatikan lagi kalo Raina juga menjabat sebagai sekretaris OSIS yang berarti kedekatannya akan bertambah dengan si Ketos itu .
" Oke ." Jawab Raina singkat .
Devan langsung pergi setelah mendengar jawaban Raina yang padat , singkat dan rada nyelekit itu .
" Lo nerima tawaran buat gantiin Brenda jadi sekretaris OSIS ya ?" Ucap Billy yang tau akan jabatan pacarnya di OSIS yang belum lebih dari sebulan ini sejak Brenda pindah sekolah . Padahal tadinya Raina hanya anggota biasa yang ikut divisi karya siswa yang bertugas membuat mading .
" Iya ." Jawab Raina yang lagi-lagi singkat kemudian memasukkan kembali somay kedalam mulutnya .
" Ihhh ! Lo mah batu . Kenapa diterima sih ? Lo kan jadi deket sama Devan ." Ucap Billy dengan suara cukup keras sehingga terdengar oleh Devan yang duduk gak jauh dari mereka . Devan hanya mengernyitkan dahinya dengan acuh .
" Apaan sih Bil . Kita udah bahas ini tau gak dan gak ada sangkut pautnya dengan hubungan gue dan Devan dulu ." Ucap Raina yang mulai geram .
Perlu diketahui disini kalo Raina dan Devan pernah pacaran tapi waktu SD . Billy ? Cemburu lah jelas .
" Tetep aja Na . Jaman sekarang rawan tikung-tikungan ya . Apalagi dia mantan pertama lo . Cinta pertama juga kali ya ?"
Raina memutar bola matanya jengah dengan sikap Billy yang sedikit kekanakan ini. " Mantan waktu SD Bil . Lo mikir deh gimana anak kelas 4 SD kalo pacaran . Yailah itu juga maen bareng doang . Cinta-cintaan juga enggak !" Jawabnya yang tanpa sadar terdengar oleh yang bersangkutan . Devan hanya membuang napas kasar menyadari kalo Raina hanya menganggap hubungan mereka gak penting .
Ryan , Kanya dan Glen langsung tergelak mendengar kalo Raina dan Devan pernah pacaran waktu kelas 4 SD .
" Ya ampun Na . Lo centil amat sih masih SD udah pacaran ! Diomelin mamah nanti !" Kanya mengacak-acak rambut sahabatnya yang duduk disampingnya itu .
" Apaan sih elah gak usah dibahas !" Celetuk Raina sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah Kanya .
Sementara Billy tersenyum sumringah menyadari bahwa Devan bukan cinta pertama Raina ." Jadi cinta pertama lo itu gue kan ?" Tanyanya sambil nyengir lebar . Ia tau kalo Raina gak pernah pacaran lagi sejak lulus SD dan gak kontakan sama Devan lagi . Baru-baru ini aja setelah mereka masuk SMA yang sama plus sama-sama anggota OSIS .
" Au dah ." Raina gak mau membuat kepala Billy jadi besar dengan pengakuannya . Tapi Billy masih cengar-cengir gak jelas .