“Bang, jemput gue ya. Gue udah ada di Bandara Soekarno-Hatta nih, udah nggak sabar banget mau ketemu Bara.” “Gue segera ke sana, masih ngurus berkas-berkas.” Laki-laki itu menyeret kopernya perlahan, senyuman kecil di bibir tak pernah luntur. Ada kerinduan saat meninggalkan tanah air, masakan ibunya selalu menjadi alasannya untuk kembali. Dan kali ini ada yang lebih penting dari sekedar masakan ibunya, orang yang ia cintai sudah berada di tanah kelahirannya. Ingin rasanya ia langsung meminang pujaan hatinya tersebut, namun apa daya perempuan itu belum mau ia sahkan secara agama dan hokum. “Lena, aku kangen sama kamu. Nanti kita berjumpa sayang, pasti kamu juga rindu kan sama aku?” Ia memandang langit cerah berawan, menyelipkan keinginannya di antara awan-awan agar cintanya dapat sampa