“ Mama.” Panggil Juan menghampiri mamanya yang sedang beristirahat setelah seharian bekerja. “ Ada apa Juan.” Balas Bellen tetap menyambut putranya dengan senyum yang merekah. “ Kau pasti lelah, biar ku beri pijatan.” Lanjut Juan segera memberikan pijatan lembut pada Bellen. “ Terima kasih Juan, kamu anak mama yang paling pengertian.” “ Hmm, mama.” Panggil Juan lagi. “ Katakan apa yang ingin kau katakan, jangan selalu memendam sesuatu sendirian karena itu tidak akan baik untuk kesehatan mental mu.” “ Apa benar alasanmu di tahan selama ini karena kau telah membunuh seseorang.?” Lontar Juan seketika membuat Bellen terkejut. “ Siapa yang sudah memberitahumu akan hal itu.?” Juan lalu melirik sel tahanan yang ada di depannya dengan tatapan sayu, Bellen yang ikut meliriknya pun merasa